Nadiem menjelaskan, ketika seseorang panik maka orang tersebut akan kehilangan kendali.
"Karena bawaannya mau panik, bawaannya ketakutan, dan itu mungkin yang merupakan tantangan utama adalah agar tidak lose control, untuk menjaga akal sehat," tutur Nadiem.
Di sisi lain, ketika seseorang bisa mengendalikan dirinya sendiri maka ia akan mampu mengambil kebijakan-kebijakan yang rasional untuk melindungi dirinya sendiri, keluarganya maupun asetnya.
"Tapi bagi yang panik, reaktif itu akan kemana-mana, dan menjadikan pola pikir yang tidak sehat," ujar Nadiem Makarim.
Putri pemuka agama Quraish Shihab itu kemudian menyinggung soal orang-orang yang tidak rasional dan akhirnya berlari ke teori konspirasi.
"Banyak sekali akhirnya muncul seperti yang tadi kebohongan itu muncul dan dibalut seolah-olah ini valid," kata Najwa Shihab.
"Teori-teori konspirasi yang kemudian muncul," lanjutnya.
Teori-teori konspirasi tersebut, menurut Najwa, turut digandrungi oleh negara-negara yang tingkat pendidikannya juga lebih maju dibanding Indonesia.
Baca: Berwajah ala Timur Tengah, Najwa Shihab Akui Kerap Dipanggil Onta Saat Kecil : Itu Bukan Celaan
Baca: Rocky Gerung Diskakmat Budiman Sudjatmiko di Depan Najwa Shihab: Dia Gak Berani Ucap Dungu pada Saya
"Dan bukan hanya tejadi di negeri kita kan, kalau kita lihat di negeri-negeri di dalam dunia pendidikannya lebih maju, masyarakatnya lebih terbuka, teori-teori konspirasi pun laku dijual," kata Najwa.
Kemudian Nadiem Makarim menerangkan mengapa teori konspirasi begitu digandrungi.
Ia menjelaskan ketika berada di situasi yang gawat, seseorang cenderung mencari-cari objek untuk disalahkan.
"Satu hal mengenai psikologi manusia, mungkin ini pendidikannya dengan pendidikan juga sangat penting," ujar Nadiem Makarim.
"Bahwa kalau terjadi sesuatu yang bisa kita jelaskan, kenapa wabah ini terjadi bisa sampai berdampak kepada ekonomi dan kesehatan dunia seperti ini."
"Harus ada orang yang disalahkan, iya kan? harus ada, banyak sekali orang yang tidak mau menerima situasi ini hal yang organik setelah terjadi, tidak bisa menerima," sambungnya.
Selain itu, Nadiem Makarim menyindir orang-orang yang berpaling kepada teori konspirasi sebagai orang-orang malas.
"Lebih mudah menyalahkan satu orang, satu pihak, atau mempercayai satu konspirasi. Itu adalah cara berpikir malas iya kan," ucap dia.
Terakhir, Nadiem Makarim mengatakan bagaimana pandemi seperti Covid-19 bisa terjadi lagi.
Namun, dia yakin Indonesia sudah belajar banyak dari pandemi Covid-19 dan akan lebih siap menghadapi bencana yang akan datang.
"Dan kemungkinan besar Mbak Nana, saya sedih menyebutnya, tetapi bisa terjadi lagi."
"Tapi untunglah kita bisa belajar dari trial run ini walaupun dampaknya luar biasa, tapi yang terpenting kita belajar dari pada experience ini sehingga kita bisa mengantisipasi bencana-bencana lain," tandasnya.
(Tribunnewswiki.com/Ron)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul "Diancam Aibnya Dibongkar Arteria Dahlan, Begini Reaksi Najwa Shihab Bukti Bukan Wanita Sembarangan"