Tuduh China Penyebab Pandemi Virus Corona, Donald Trump: Lebih Buruk dari Serangan Pearl Harbor

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai pandemi virus corona lebih buruk dari serangan Pearl Harbor


zoom-inlihat foto
presiden-as-donald-trump-berbicara-tentang-covid-19.jpg
SAUL LOEB / AFP
Presiden AS Donald Trump berbicara tentang COVID-19, yang dikenal sebagai coronavirus, setelah menandatangani Proklamasi untuk menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, 6 Mei 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai pandemi virus corona adalah 'serangan' terburuk yang pernah terjadi di AS.

Menurut Trump, pandemi ini lebih buruk dari serangan 11 September.

Bahkan menurutnya, Covid-19 juga lebih buruk dari serangan Jepang atas Pearl Harbor pada Perang Dunia II.

Hal itu ia sampaikan kepada wartawan di Oval Office Gedung Putih, Rabu (6/5/2020), seperti diberitakan BBC.com.

"Kami mengalami serangan terburuk yang pernah kami alami di negara kami, ini adalah serangan terburuk yang pernah kami alami." tegas Trump.

ILUSTRASI - Presiden AS Donald Trump mengangkat bagan yang menunjukkan tingkat pengujian COVID-19 di seluruh dunia selama pertemuan dengan Gubernur Iowa di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, pada 6 Mei 2020.
ILUSTRASI - Presiden AS Donald Trump mengangkat bagan yang menunjukkan tingkat pengujian COVID-19 di seluruh dunia selama pertemuan dengan Gubernur Iowa di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, pada 6 Mei 2020. (SAUL LOEB / AFP)

Baca: Kasus Positif Covid-19 Capai 20 Ribu Sehari, Trump Berencana Bubarkan Gugus Tugas Virus Corona

Baca: Punya Risiko Kesehatan Tinggi, Presiden AS Donald Trump Tetap Fokus Buka Ekonomi di Tengah Pandemi

"Ini lebih buruk dari Pearl Harbor, ini lebih buruk daripada World Trade Center. Tidak pernah ada serangan seperti ini," lanjutnya.

Memang, kini virus corona sudah menginfeksi lebih dari 1,2 juta orang AS.

Sementara itu, angka kematian lebih dari 73 ribu jiwa.

Pemerintahan Trump sekarang tengah menimbang hukuman yang pantas mereka berikan untuk China.

Pasalnya, Trump menganggap China yang menjadi peyebab pandemi Covid-19.

"Dan itu seharusnya tidak pernah terjadi. Bisa saja dihentikan di sumbernya. Bisa dihentikan di China. Seharusnya dihentikan tepat di sumbernya. Dan ternyata tidak."

Sekarang keretakan hubungan Washington dan Beijing semakin dalam.

Selain Trump, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga mulai menuduh China.

Ia mengatakan China menutupi wabah tersebut.

Bahkan Pompeo mengklaim ia memiliki bukti besar bahwa virus corona adalah buatan laboratorium milik China.

Amerika Serikat Akan Bubarkan Gugus Tugas Penanganan Corona

Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC.
Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC. (Mandel NGAN / AFP)

Baca: Tanggapi Berbagai Komentar Miring Donald Trump, Dirjen WHO Tegaskan Tak Ingin Buang-buang Waktu

Amerika Serikat semakin serius merencanakan untuk membuka kembali negara di tengah pandemi virus corona.

Presiden Donald Trump telah mengkonfirmasi Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih akan mulai dikurangi.

Wakil Presiden Mike Pence menyarankan gugus tugas bisa dibubarkan dalam beberapa minggu ke depan.

"Kami (akan) membawa negara kami kembali," kata Trump saat mengunjungi pabrik masker di Arzizona, diberitakan BBC, Rabu (6/5/2020).

Selama kunjungan ke pabrik di Phoenix, Trump mengatakan kepada wartawan, "Mike Pence dan satuan tugas telah melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi kami sekarang melihat sedikit bentuk yang berbeda, dan bentuk itu adalah keselamatan dan pembukaan."

Trump tidak membantah jika sebenarnya misi gugus tugas belum selesai.

"Tidak, tidak sama sekali. Misi selesai adalah ketika semuanya sudah selesai."

Para kritikus menuduh presiden itu mengorbankan kesehatan masyarakat Amerika dalam upaya untuk membuka kembali ekonomi AS menjelang pilpres pada November.

Mengakui bisa menimbulkan korban, Trump mengatakan kepada wartawan, "Saya tidak mengatakan sesuatu itu sempurna, dan ya, apakah beberapa orang akan terpengaruh? Ya."

"Apakah beberapa orang akan terkena dampak buruk? Ya. Tapi kita harus membuka negara kita dan kita harus segera membukanya."

Apa yang dikatakan wakil presiden?

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci berdiri bersama Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan anggota tim Gugus Tugas Koronavirus Gedung Putih, berbicara selama konferensi pers di ruang rapat pers Gedung Putih Maret 15, 2020 di Washington, DC.
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci berdiri bersama Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan anggota tim Gugus Tugas Koronavirus Gedung Putih, berbicara selama konferensi pers di ruang rapat pers Gedung Putih Maret 15, 2020 di Washington, DC. (JIM WATSON / AFP)

Baca: Kim Jong Un Sumringah Saat Muncul Lagi ke Publik, Donald Trump: Senang Melihat Dia Kembali!

Baca: Tepis Klaim Donald Trump, Pihak WHO Tegaskan Virus Corona Berasal dari Alam, Bukan Laboratorium

Pence sebelumnya mengatakan kepada wartawan dalam briefing bahwa gugus tugas dapat segera dibubarkan, Selasa (5/5/2020).

Dia mengatakan itu adalah "cerminan dari kemajuan luar biasa yang kami buat sebagai sebuah negara."

Pence sendiri telah memimpin satuan tugas, yang melapor kepada presiden dan berkoordinasi dengan lembaga medis, staf politik dan gubernur negara bagian.
Kelompok ini juga berkonsultasi dengan para ahli medis untuk merumuskan pedoman nasional tentang jarak sosial.

Sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany kemudian mencuit di Twitter bahwa presiden "akan melanjutkan pendekatan berbasis data menuju pembukaan kembali dengan aman."

Demonstrasi Anti-Lockdown muncul di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat dan Brazil. Aksi ini dilaporkan mendapat dukungan dari pemimpin negara untuk memprotes kebijakan gubernur di sejumlah negara bagian. FOTO: Gadis-gadis muda berdiri memegang bendera AS di bawah sinar matahari di sebuah mobil saat para demonstran berkumpul untuk memprotes kebijakan tinggal di rumah dalam rapat umum
Demonstrasi Anti-Lockdown muncul di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat dan Brazil. Aksi ini dilaporkan mendapat dukungan dari pemimpin negara untuk memprotes kebijakan gubernur di sejumlah negara bagian. FOTO: Gadis-gadis muda berdiri memegang bendera AS di bawah sinar matahari di sebuah mobil saat para demonstran berkumpul untuk memprotes kebijakan tinggal di rumah dalam rapat umum "ReOpen Colorado" di Denver, Colorado, pada 19 April 2020. (Jason Connolly / AFP)

Baca: Donald Trump Setuju Permintaan Jokowi Kirim Ventilator ke Tanah Air, Banyak Masyarakat AS Protes

Baca: China Mulai Dominasi Lembaga PBB, Trump Berupaya Kurangi Hegemoni Beijing dengan Hentikan Dana WHO?

Padahal pejabat kesehatan setempat sudah memperingatkan virus bisa menyebar ketika pusat bisnis mulai beroperasi kembali.

Hingga berita ini ditulis, kasus positif Covid-19 baru per hari di AS mencapai 20.000, sementara kematian per hari lebih dari seribu.

Berdasarkan data Johns Hopkins University di Baltimore, tak kurang 1,2 juta kasus positif telah dikonfirmasi di AS, dengan total lebih dari 70 ribu kematian.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved