Tujuannya ada dua diantaranya untuk menghormati jenazah dan yang kedua adalah untuk mendapat tuah dari almarhum.
Di sisi lain, paman Didi Kempot, Sukur mengungkapkan alasan kenapa pelantun lagu ‘Pamer Bojo’ itu dimakamkan di Desa Majasem.
Hal itu dikarenakan permintaan sang istri Didi Kempot.
"Rumah di Desa Majasem adalah rumah jujukan (tujuan), ini kan rumah istrinya," kata Sukur.
Sementara rumah di Kedunggalar adalah rumah milik orangtua Didi Kempot.
Sukur menjelaskan, di Kedunggalar terdapat makam Mamiek Prakoso yang merupakan pelawak sekaligus kakak Didi Kempot.
"Di Kedunggalar memang ada makam kakaknya Mamiek, tapi kami minta Didi Kempot dimakamkan di sini," ujar Sukur.
Kabar berpulangnya Didi Kempot tersebut membuat keluarga yang berada di Ngawi kaget.
"Makanya kami kaget, tidak tahu kabar meninggal, karena tadi pagi sekitar jam 7, saya masih berada di sawah," ujar Sukur.
Hal senada juga disampaikan Madi, paman almarhum Didi Kempot lainnya.
Madi mengaku kaget dengan meninggalnya Didi Kempot yang begitu cepat.
Bahkan dia tidak akan mengetahui kabar itu jika tak nonton televisi.
"Kalau tidak nonton televisi kami keluarga tidak akan tahu dia meninggal dunia. Semua yang ada di sini kaget," katanya.
Madi lantas mengenang kalimat mendiang saat terakhir pulang ke Ngawi, Jawa Timur.
Pada Madi, Didi Kempot mengaku sudah merasa tua.
"Terakhir dia pulang ke sini cukup lama, saya sudah lupa waktunya."
"Saat itu dia bilang sudah merasa tua," kata Madi.
Maestro campursari Didi Kempot meninggal dunia, Selasa pagi (5/5/2020) pukul 07.30 WIB.
Didi Kempot mengembuskan napas terakhir di RS Kasih Ibu, Solo.
(TribunnewsWiki.com/SO/Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Istri Didi Kempot, Saputri, Pingsan saat Pemakaman