TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ditengah masa pandemi covid-19 saat ini umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah salat tarawih di rumah saja.
Meski demikian ada beberapa masjid yang masih menggelar salat tarawih yang diakhiri dengan salat witir secara berjamaah.
Lalu bolehkah melakukan salat tahajud atau salat sunah lainnya setelah mengerjakan salat witir?
Dilansir dari Tribunnews.com, berikut penjelasan dari Ustaz Ammi Nur Baits.
Baca: Ramadan dan Corona, 10 Tips Jaga Imunitas Tubuh, Hati-hati Konsumsi Suplemen Vitamin!
Ustaz Ammi Nur Baits menjelaskan jika salat witir dianjurkan sebagai penghujung salat malam.
Seperti hadis dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah akhir salat kalian di malam hari dengan salat witir.” (HR. Bukhari 998 dan Muslim 749).
Kemudian ada juga beberapa ulama yang menegaskan jika hadis tersebut tidak melarang umat muslim untuk melakukan salat sunah setelah salat witir.
Terlebih banyak dalil yang menyebutkan diperbolehkannya salat sunah setelah salat witir.
Berikut dalilnya,
1. Hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika beliau menceritakan salat malamnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثم يقوم فيصلي التاسعة , ثم يقعد فيذكر الله ويمجده ويدعوه, ثم يسلم تسليماً يسمعنا , ثم يصلي ركعتين بعد ما يسلم وهو قاعد
“Kemudian beliau bangun untuk melaksanakan rakaat kesembilan, hingga beliau dudu tasyahud, beliau memuji Allah dan berdoa. Lalu beliau salam agak keras, hingga kami mendengarnya. Kemudian beliau salat dua rakaat sambil duduk.” (HR. Muslim 746)
An-Nawawi mengatakan,
الصَّوَاب : أَنَّ هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ فَعَلَهُمَا صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْد الْوِتْر جَالِسًا ; لِبَيَانِ جَوَاز الصَّلَاة بَعْد الْوِتْر , وَبَيَان جَوَاز النَّفْل جَالِسًا , وَلَمْ يُوَاظِب عَلَى ذَلِكَ , بَلْ فَعَلَهُ مَرَّة أَوْ مَرَّتَيْنِ أَوْ مَرَّات قَلِيلَة .
Yang benar, dua rakaat yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah witir dalam posisi duduk adalah dalam rangka menjelaskan bahwa boleh salat setelah witir, dan menjalaskan boleh salat sunah sambil duduk, meskipun itu tidak beliau jadikan kebiasaan. Namun beliau lakukan sesekali atau beberapa kali. (Syarh Shahih Muslim, 6:21).
2. Hadis dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau pernah melakukan safar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda,
إِنَّ هَذَا السَّفَرَ جُهْدٌ وَثُقْلٌ، فَإِذَا أَوْتَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ وَإِلَّا كَانَتَا لَهُ
“Sesungguhnya safar ini sangat berat dan melelahkan. Apabila kalian telah witir, kerjakanlah salat 2 rakaat. Jika malam harinya dia bisa bangun, (kerjakan tahajud), jika tidak bangun, dua rakaat itu menjadi pahala salat malam baginya.” (HR. Ibnu Hibban 2577, Ibnu Khuzaimah 1106, Ad-Darimi 1635, dan dinilai shahih oleh Al-‘Adzami).