Soal dan Rangkuman Materi Masjid Agung Banten, Belajar dari Rumah di TVRI Senin 27 April 2020

Belajar dari Rumah di TVRI kelas SMP senin (27/4/2020). Berikut adalah rangkuman materi pelajaran tentang Masjid Agung Banten:


zoom-inlihat foto
belajar-dari-rumah-tvri-09090909.jpg
Tangkapan Layar TVRI
Berikut adalah rangkuman materi tentang Masjid Agung Banten, materi pelajaran untuk SMP di Program Belajar dari Rumah yang disiarkan di TVRI Senin (27/4/2020). FOTO: Program Belajar dari Rumah


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) melalui TVRI meluncurkan program " Belajar dari Rumah" sebagai alternatif belajar di tengah pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).

"Program ini direncanakan akan dimulai pada Senin, 13 April 2020, dan akan berjalan selama tiga bulan hingga Juli 2020," jelas Mendikbud Nadiem Makarim pada telekonferensi Peluncuran Program Belajar dari Rumah di Jakarta pada Kamis (9/4/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Untuk materi pelajaran Belajar dari Rumah di TVRI khusus jenjang SMP yang akan tayang besok, Senin (27/4/2020) adalah mengenai Pesona Masjid Agung Banten.

Masjid Agung Banten merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia.

Masjid Agung Banten ini dibangun sekitar tahun 1552-1570 Masehi oleh Sultan Maulana Hasanuddin yang merupakan putera dari Sunan Gunung Jati.

Bangunan Masjid Agung Banten memiliki luas 1,3 hektar, sementara luas komplek yang dikelilingi pagar tembok dengan ketinggian sekitar satu meter ini mencapai 2 hektar.

Suasana Masjid Agung Banten jelang maghrib.(Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com)
Suasana Masjid Agung Banten jelang maghrib.(Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com) (Kompas.com)

Baca: Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten memiliki ciri yang cukup mencolok, yakni pada bentuk menara masjid yang menyerupai mercusuar.

Kala itu, kebanyakan masjid di Nusantara belum memiliki menara karena bukan merupakan tradisi pelengkap masjid di Jawa.

Untuk mencapai puncak menara, pengunjung harus menaiki 83 anak tangga melalui lorong yang hanya mampu dilewati satu orang.

Dari atas menara tersebut, pengunjung bisa melihat perairan lepas pantai yang hanya berjarak 1,5 kilometer dari lokasi masjid.

Tata bangunan masjid mendapat pengaruh dari tiga arsitek yang memiliki latar belakang berbeda.

Arsitek pertama adalah Raden Sepat yang berasal dari Kerajaan Majapahit.

Raden Sepat juga terlibat dalam pembangunan Masjid Agung Demak dan Masjid Ciptarasa Cirebon.

Arsitek kedua berasal dari negeri Cina, yakni Tjek Ban Tjut.

Arsitek ini memberikan pengaruh kuat pada bentuk atap masjid bersusun lima layaknya pagoda Cina.

Tjek Ban Tjut memperoleh gelar Pangeran Adiguna sebagai penghargaan atas jasanya dalam membangun masjid.

Arsitek ketiga adalah seorang Belanda yang kabur dari Batavia ke Banten, Hendrik Lucaz Cardeei.

Arsitek berstatus mualaf tersebut memberikan pengaruh pada bentuk menara layaknya mercusuar di Negeri Kincir Angin.

Lucaz pun mendapat gelar kehormatan Pangeran Wiraguna.

Dahulu, menara tersebut digunakan sebagai tempat untuk melakukan adzan.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved