Ramadan Saat Pandemi Corona atau Covid-19, Umat Muslim di Dunia Belajar Jadi Lebih Sederhana

Pandemi coronavirus atau Covid-19 menjadi pembelajaran untuk umat muslim agar bisa menjalankan ibadah dan merayakan Ramadan lebih sederhana.


zoom-inlihat foto
tarawih-ramadhan-salat-munfarid.jpg
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Umat muslim mengikuti shalat Tarawih pertama Ramadhan 1440 H di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019). Pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1440 H jatuh pada hari Senin 6 Mei 2019.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Umat muslim di seluruh dunia akan segera merayakan bulan suci Ramadan.

Namun di tengah kondisi pandemi corona, perayaan Ramadan tak akan semeriah biasanya.

Hal tersebut lantaran beberapa negara di dunia masih diberlakuakan lockdown atau pembatasan aktivitas secara massal untuk menghindari penularan Covid-19.

Termasuk Indonesia yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terutama di wilayah zona merah corona.

Padahal Ramadan selalu identik dengan acara berkumpul bersama keluarga maupun kawan.

Baca: Jangan Konsumsi 5 Jenis Makanan dan Minuman Ini Saat Sahur! Bisa Buat Tubuh Lemas saat Puasa

Baca: Ramadan dan Corona, Ini Aneka Menu Tahan Lama untuk Pilihan Sahur Buka Puasa Anak Kos

Pengalaman baru bagi umat muslim

Jemaah menunaikan Salat Jumat dengan shaf berjarak 1 meter di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020). MUI memberikan tuntunan ibadah di bulan Ramadan di saat wabah pandemi corona.
Jemaah menunaikan Salat Jumat dengan shaf berjarak 1 meter di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020). MUI memberikan tuntunan ibadah di bulan Ramadan di saat wabah pandemi corona. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya terdapat imbauan dari tokoh-tokoh agama untuk melakukan ibadah Ramadan di rumah.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga secara resmi telah menerbitkan larangan mudik atau pulang kampung untuk seluruh masyarakat.

Seorang peneliti di Institute of The Malay World and Civilization (ATMA) mengatakan pada Al Jazeera  Ramadan kali ini sangat unik.

Diceritakan Musa, Ramadan dalam kondisi apapun dan pada berbagai peristiwa di masa lalu masih bisa dirayakan cukup meriah.

"Ada Perang Dunia II dan bencana alam, tetapi bedasarkan literatur dan teks sejarah maupun arsip, saya mengetahui Ramadan masih bisa dirayakan oleh umat muslim," jelas Musa.

"Umat muslim masih berkumpul selama Ramadan, bahkan meski ada perang dan bencana, mereka masih bisa beribadah bersama," lanjutnya.

Musa pun memaklumi kondisi berbeda yang harus dialami oleh umat muslim,

Terutama saat ini manusia sedang berperang dengan 'benda yang kasat mata' berupa virus.

"Namun kali ini musuh umat muslim berberda kali ini. Virus yang kasat mata ini bisa membahayakan umat manusia," ucap Musa.

Kebersamaan Ramadan di berbagai negara di dunia saat pandemi

Ilustrasi ngabuburit
Ilustrasi ngabuburit (Tribunnews.com)

Biasanya umat muslim akan mengadakan sahur atau buka puasa bersama.

Namun karena adanya imbauan physical dan social distancing, kegiatan yang menjadi rutinitas tersebut menjadi sulit dilakukan.

Hal serupa juga terjadi di Mesir, kegiatan buka puasa bersama dan kegiatan amal lainnya terpaksa dibatalkan.

Bahkan bazar makanan, minuman, maupun pakaian di Malaysia, Brunei dan Singapura juga dilarang keras.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved