TRIBUNNEWSWIKI.COM - Muhammadiyah mengumumkan 1 Ramadhan jatuh pada Jumat, 24 April 2020.
Namun, ibadah bulan Ramadan kali ini akan terasa berbeda karena akan dilaksanakan di tengah pandemi covid-19.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, memberikan beberapa imbauan terkait covid-19.
Dilansir dari Kompas.com. Haedar meminta umat Muslim melakukan cara-cara khusus agar covid-19 juga tidak menyebar.
Hal ini dilakukan mengingat kondisi darurat yang sedang terjadi.
"Semuanya dilakukan karena situasi darurat, semoga kita dapat keluar dari musibah berat ini," kata Haedar dikuti dari Kompas.com.
Haedar juga mengatakan bahwa ibadah puasa tetap wajib dilakukan setiap Muslim yang memenuhi syarat.
Namun, ada imbauan khusus bagi tenaga kesehatan yang sedang bertugas.
Baca: Larangan Mudik Lebaran 2020, Hanya Kendaraan dari Zona Merah Dilarang Pulang Kampung, Ini Rinciannya
Baca: Jokowi Resmi Larang Mudik Lebaran, Menko Luhut Ungkap Sanksi Bagi yang Nekat Berlaku Mulai 7 Mei
Jika tenaga kesehatan tersebut memang memerlukan stamina kuat dan apabila puasa justru terjadi masalah, maka diperbolehkan mengganti lain waktu.
Selain itu, Ketum PP Muhammadiyah ini juga mengimbau untuk tidak memaksakan salat tarawih di masjid.
Disarankan melaksanakan tarawih di rumah, bisa sendiri maupin berjamaah dengan anggota keluarga.
"Demikian pula tidak perlu beriktikaf di masjid, bisa di rumah dengan tetap khusyuk," ujar Haedar.
Kegiatan di masjid juga dikurangi, misal tidak berbuka puasa di masjid, tetapi di rumah.
Haedar meminta tidak ada kegiatan ceramah atau yang lainnya di masjid.
Sebagai gantinya, ceramah dapat dilakukan secara daring atau online.
Namun, azan dan iqamah dapat dilakukan di masjid, hanya sebagai penanda waktu salat lima waktu.
Umat Islam disarankan melakukan salat wajib di rumah.
Selain itu, Haedar menyarankan agar masyarakat tidak mudik Lebaran agar wabah covid-19 tidak semakin meluas.
"Demi cegah kedaruratan dan untuk kemaslahatan semua, tidak perlu mudik Lebaran. Mudik dapat diganti dengan komunikasi daring yang hangat dan penuh persaudaraan," kata Haedar.
Haedar juga mengatakan bahwa ikhtiar dan doa harus terus dilakukan dan semuanya memerlukan kesadaran bersama.