Sejak Pandemi COVID-19, Tunawisma di Swiss Rasakan Tidur di Hotel Bintang 3 dan Makan Gratis

Sejumlah hotel di Jenewa, Swiss mengalokasikan kamarnya untuk para tunawisma yang kebanyakan berasal dari kelompok imigran ilegal asal timur tengah.


zoom-inlihat foto
hotel-bel-esperance-imigran-di-swiss-jenewa-45464546-578.jpg
Fabrice COFFRINI / AFP
Sejak pandemi COVID-19, para tunawisma di Swiss dapat merasakan tinggal di hotel bintang tiga dan mendapat makanan gratis, FOTO: Diambil pada 16 April 2020, Hafida Marsli, seorang perempuan berusia 42 tahun di kamarnya di Bel Esperance bintang tiga. Imigran ini melakukan perjalanan dari Maroko ke Swiss satu dekade lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik.


Namun, Valerie cemas lantaran para tunawisma ini akan diminta untuk pergi pada 1 Juni 2020.

"Mereka harus kembali ke kehidupan nyata mereka

Ini akan menyakitkan," tambahnya.

Kebijakan untuk Tunawisma

Pada bulan lalu, saat perhotelan menghadapi instruksi pembatalan pengunjung, bisnis ini kemudian mengalokasikan seluruh bangunannya untuk para wanita dan anak muda tunawisma.

Ini bertujuan untuk membantu mereka agar tidak berkeliaran di jalanan selama pandemi COVID-19.

Di sebuah hotel di pusat kota tua Jenewa, Swiss, setidaknya terdapat 20 kamar yang disediakan untuk para perempuan tunawisma.

Sementara 11 kamar lainnya diberikan kepada anak-anak di bawah umur, termasuk Sofiane RahmanI yang tidak memiliki akses untuk mencari suaka di Swiss.

"Itu terjadi secara wajar," kata Direktur Hotel, Alain Meuwly kepada AFP, sembari duduk di ruang sarapan, di mana meja-meja telah ditempatkan berjauhan dan masing-masing hanya diberikan satu kursi.

Alain menjelaskan semenjak adanya kebijakan larangan kegiatan publik dan penutupan restoran serta toko, bisnis perhotelan juga mendapat imbasnya.

"Lebih dari 90 persen pemesanan (hotel) kami dibatalkan," katanya.

Hotel Bel Esperance, sebuah bisnis yang dijalankan oleh Salvation Army (organisasi sosial berskala internasional dari umat Kristen di Swiss) saat pandemi muncul, kamar-kamar terpantau kosong.

Salvation Army bersama dengan sejumlah badan amal umat Kristen dilaporkan berjuang mencari cara agar dapat menampung sekitar 1.000 orang yang kehilangan tempat tinggal di Jenewa.

Jerman Buka Pembatasan

Sementara di negara tetangga Jerman, salah satu negara di Eropa yang terbilang berhasil mengatasi penyakit COVID-19 sudah membuka sejumlah pusat perbelanjaan di sejumlah daerah pada Senin, (20/4/2020).

Pihak berwenang Jerman menyebut bahwa situasi di sejumlah daerah telah terkendali.

Adapun toko-toko kecil di beberapa daerah serempak dibuka dan perekonomian diproyeksikan akan menuju normal kembali.

Diwartakan AFP, tak hanya toko-toko kecil, sejumlah toko-toko besar di kota-kota metropolitan Jerman juga akan dibuka sebagai bagian dari program pencabutan pembatasan secara bertahap.

Namun, anak-anak baru akan diizinkan kembali ke sekolahnya pada 4 Mei 2020.

Baca: Kanselir Jerman Angela Merkel Resmi Umumkan Rencana Cabut Sejumlah Pembatasan COVID-19

Angela Merkel melakukan konferensi pers tentang penanganan penyebaran Covid-19 di Berlin, Jerman, Kamis (9/4/2020).
Angela Merkel melakukan konferensi pers tentang penanganan penyebaran Covid-19 di Berlin, Jerman, Kamis (9/4/2020). (Markus Schreiber / POOL / AFP)

Di kota Leipzig, Jerman, seorang pemilik toko, Manuela Fischer mengatakan dirinya senang bisa menyambut pembeli lagi.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved