Demonstrasi itu terjadi di beberapa negara bagian AS, Minggu (19/4/2020).
Mereka menuntut agar diberikan kelonggaran terkait pembatasan yang dilakukan untuk mencegah Covid-19.
Demonstran justru berkurumun dan mengabaikan anjuran jaga jarak fisik, seperti yang tampak dalam berita foto AFP.
Baca: Otoritas Korea Utara Ungkap Sesungguhnya Ada Kasus Virus Corona di Negaranya: Terjadi Awal Maret
Baca: Korea Utara Terdampak Covid-19, Moon Jae In dan Donald Trump Setuju Berikan Bantuan Kemanusiaan
Sementara itu, Presiden Donald Trump tampaknya mendukung protes terhadap tindakan penguncian yang ketat.
Trump aspirasi untuk membuka negara di Minnesota, Michigan, dan Virginia "terlalu keras", Jumat (17/4/2020).
Bisa dibilang, apa yang disuarakan oleh para demonstran sejalan dengan apa yang direncanakan Trump.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat sudah melewati puncak pandemi Covid-19.
Orang nomor satu di AS itu memperkirakan beberapa wilayah bisa dibuka dari lockdown pada bulan ini.
Dia mengatakan pedoman mengenai pembukaan kembali baru akan diumumkan setelah ia berbicara dengan gubernur.
Hal itu disampaikan Trump dalam sebuah briefing harian di Gedung Putih, diberitakan BBC pada Rabu (16/4/2020).
"Kita akan menjadi anak-anak yang akan kembali, kita semua," kata presiden.
"Kami ingin mengembalikan negara kami."
Baca: Tak Hanya Donald Trump, Berbagai Tokoh Pertanyakan Peran WHO dan Sayangkan Kedekatan dengan China
Baca: Ilmuwan AS Klaim Virus Corona Bisa Menjadi Penyakit Musiman: Penting untuk Kembangkan Vaksin
"Data menunjukkan bahwa secara nasional, kami telah melewati puncak kasus baru," kata Trump kepada wartawan di Rose Garden, Rabu (16/4/2020) waktu setempat.
"Semoga itu akan terus berlanjut, dan kami akan terus membuat kemajuan besar."
Presiden mengatakan 3,3 juta Covid-19 tes telah dilakukan dan tes antibodi akan segera tersedia.
Perkembangan ini, katanya, "menempatkan kami pada posisi yang kuat untuk menyelesaikan pedoman bagi negara-negara yang dibuka kembali".
Pemerintahan Trump sebelumnya telah menulis pada 1 Mei sebagai tanggal yang memungkinkan untuk membuka kembali negara itu, tetapi presiden mengatakan beberapa negara mungkin dapat kembali ke keadaan normal lebih awal dari itu.
"Saya pikir itu akan menjadi saat yang sangat menyenangkan," katanya.
Trump mengutip masalah kesehatan mental, mengatakan hotline bunuh diri "melonjak" ketika ekonomi terhenti di tengah pandemi.
Memang jutaan orang Amerika telah kehilangan pekerjaan karena tindakan lockdown di seluruh negeri.