Update Pasien Virus Corona 18 April 2020 di Seluruh Dunia, Total 569.270 Orang Sembuh

Berikut adalah update terbaru pasien virus corona di seluruh dunia hingga 18 April 2020, total pasien sembuh mencapai 569.270 orang


zoom-inlihat foto
corona-di-los-angeles-california-980.jpg
VALERIE MACON / AFP
Berikut adalah update terbaru pasien virus corona di seluruh dunia hingga 18 April 2020, Foto: Seorang perempuan mengenakan masker dan mengendarai sepeda di Hollywood Blvd yang sepi di tengah pandemi virus corona pada 15 April 2020 di Los Angeles, California.


Di Prancis, lebih dari sepertiga buruh menganggur dalam sementara waktu, ketika jumlah kematian akibat virus di negara Menara Eifel tersebut mencapai 17.000 kasus.

Namun, ada harapan yang muncul saat angka rawat inap turun untuk pertama kalinya.

Adapun jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia tembus angka dua juta infeksi, dengan kematian mencapai ratusan ribu.

Saat semua negara di dunia mencoba memetakan jalan keluar atas krisis wabah, kecaman muncul terhadap Presiden AS, Donald Trump yang membekukan dana untuk WHO, organisasi kesehatan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Trump menuduh WHO salah mengelola dan menutupi penyebaran virus corona.

Dalam pernyataannya, Trump mengatakan bahwa masalah itu dapat diatasi jika WHO akurat menilai situasi di China akhir tahun lalu.

Komisioner Tertinggi sekaligus Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengutuk langkah pembekuan dana yang dilakukan Trump.

Sementara, miliarder Bill Gates -penyumbang utama- WHO menyebut dalam Twitter bahwa pemotongan dana itu berbahaya.

"Tak diragukan lagi, sejumlah perbaikan wilayah akan (segera) diidentifikasi dan akan ada pelajaran bagi kita semua untuk terus belajar," kata pimpinan WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Di lain hal, sekutu AS yaitu negara-negara di Erropa sepakat menolak langkah Trump.

Senada dengan mereka, sejumlah negara rival Washington mengutuk Trump, seperti Rusia yang menyebut bahwa AS memakai pendekatan yang egois. China dan Iran juga mengecam keputusan tersebut.

Ketika negara-negara di Eropa masih maju-mundur dalam membuka pembatasan, di negara-negara miskin yang padat penduduknya, banyak pemerintahan negara yang masih berjuang menegakkan kebijakan pembatasan.

Kekhawatiran akan kelaparan dan kemungkinan kerusuhan sosial skala global menyelimuti sejumlah negara di Afrika dan Amerika Latin.

Di Cape Town, Afrika Selatan, meletus bentrokan antara warga dan polisi terkait persoalan akses bantuan makanan.

Krisis serupa terjadi di Ekuador, saat kelaparan melanda negara tersebut melampaui ketakutan akan bahaya COVID-19.

"Polisi menyergap dengan cambuk, orang-orang berlari, tapi bagaimana bisa kamu menyuruh orang miskin untuk tetap di rumah saat tak ada cukup persediaan yang bisa dimakan?," kata Carlos Valencia, seorang warga Ekuador, guru berusia 35 tahun yang mempertanyakan kebijakan pemerintahannya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved