Peneliti Sebut Lockdown Tak Cocok Diberlakukan di Afrika: Kebijakan Harus Disesuaikan Masyarakat

Peneliti sebut pemerintah di Afrika harus merancang kebijakan kontrol Covid-19 sendiri, lockdown tak cocok di sana


zoom-inlihat foto
afrika-selatan-demonstrasi-corona.jpg
RODGER BOSCH / AFP
ILUSTRASI - Ratusan warga Afrika Selatan turun ke jalan, melempari batu, membuat barikade dengan membakar ban merespons tak tersalurkan bantuan paket makanan di tengah diberlakukannya lockdown.


Untuk alasan ini, ahli menyebut tingkat kematian virus di Afrika mungkin lebih rendah.

Karenanya, Afrika mungkin harus merancang penanganan sesuai kebutuhannya sendiri.

Ratusan warga Afrika Selatan turun ke jalan, melempari batu, membuat barikade dengan membakar ban merespons tak tersalurkan bantuan paket makanan di tengah diberlakukannya lockdown.
Ratusan warga Afrika Selatan turun ke jalan, melempari batu, membuat barikade dengan membakar ban merespons tak tersalurkan bantuan paket makanan di tengah diberlakukannya lockdown. (RODGER BOSCH / AFP)

Baca: Dapat Laporan Anonim, Polisi Temukan 17 Kantong Jenazah di Sebuah Panti Jompo Terbesar di New Jersey

Baca: 36 Mahasiswa Asrama di Jakarta Pusat Positif Corona, Warga Sempat Protes Minta Lokasi Dikosongkan

Negara di Afrika mulai memberlakukan lockdown, cara umum yang dilakukan berbagai negara.

Namun hanya beberapa negara seperti Rwanda dan Afrika Selatan yang memiliki kemampuan untuk mengelola strategi penanganan Covid-19 secara terpusat.

Lagi pula, bagi orang yang ekonominya menengah ke bawah, yang mengandalkan uang dari kerja harian, lockdown hanya akan memicu kemiskinan dan kelaparan.

Jika dilakukan lockdown, maka harus ada bantuan yang didistribusikan.

Terkait hal ini, Uganda dan Rwanda sudah mendistribusikan makanan gratis untuk penduduk.

Ghana telah mengumumkan air gratis, listrik gratis, dan libur panjang.

Akan tetapi, pemerintah negara di Afrika tak memiliki cukup dana untuk mempertahankan langkah seperti ini tanpa bantuan internasional.

Jika kebutuhan dasar tidak diperhatikan, lockdown tidak akan berjalan efektif.

BBC membahasakan keadaan ini, "orang miskin akan lebih memilih lotre infeksi, dari pada kepastian kelaparan."

Keadaan seperti ini sebenarnya pernah terjadi pada 2014, saat terjadi epidemi ebola.

Kala itu pemerintah Liberia memerintahkan tentara untuk melakukan isolasi, di Monrovia.

Akan tetapi mereka mengetahui upaya itu tidaklah efektif, dan tidak menghentikan penularan.

Dari kondisi itu, pemerintah bergeser dengan kebijakan untuk meminta pemimpin masyarakat merancang sendiri kebijakan kontrol mereka.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved