TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Trump membuat keputusan itu setelah menuduh WHO memiliki 'hubungan khusus' dengan China.
Beberapa kali, dia mempertanyakan peran dan netralitas lembaga PBB itu.
Apa lagi, pada awal penyebaran virus WHO adalah lembaga yang memuji transparansi China, meski duna tengah meragukannya.
Tak hanya itu, lembaga tersebut menerima begitu saja pernyataan Beijing mengenai virus corona yang tidak ditularkan antar manusia, seperti diberitakan Politico, Kamis (16/4/2020).
Baca: AS-China Saling Tuding, PM Singapura Sempat Berseru Dunia Akan Cari Pemimpin Lain Tangani Covid-19
Baca: Tak Lakukan Lockdown, Korea Selatan Punya Cara Tersendiri Tekan Laju Penularan Covid-19
Beberapa orang menganggap hal ini hanya upaya Trump untuk mengurangi hegemoni China saja.
Meski kemungkinan itu tak bisa dilepaskan, namun apa yang disampaikan ada benarnya.
Bagi orang yang mengamati aktivitas China di PBB, kedekatan WHO dengan negara yang dipimpin Xi Jinping itu bukan suatu yang mengejutkan.
Politico menyebut hal itu hanya 'puncak dari gunung es.'
Selama beberapa tahun terakhir, Politico menyebut Beijing telah memposisikan warganya di berbagai posisi strategis di PBB.
Baca: Tak Banyak Petugas Medis Terpapar Covid-19, Begini Perencanaan Matang Singapura Hadapi Pandemi
Baca: Menkes Singapura Beberkan 8 Strategi Hadapi Covid-19: Deteksi Dini, hingga Lindungi Petugas Medis
Badan Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dipimpin Qu Dongyu, mantan wakil menteri pertanian Tiongkok sejak 2019.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menunjuk Liu Zhenmin, mantan wakil menteri luar negeri China, untuk posisi kunci di Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB.
Badan itu bertugas memajukan program ciri khas PBB untuk mempromosikan pembangunan, memerangi perubahan iklim, dan mengurangi ketidaksetaraan.
Bahkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), badan PBB yang mengatur perjalanan udara global, juga dipimpin oleh warga China.
Dominasi warga negara China di berbagai lembaga PBB ini mencerminkan manuver diplomatik China yang cerdas, serta pengaruh yang mulai tumbuh.
Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan posisi China yang mampu menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua, sekaligus penantang utama Amerika Serikat.
Baca: China Buka Lockdown Kota Wuhan, Disambut Pertunjukan Cahaya yang Didedikasikan untuk Petugas Medis
Baca: Butuh Ribuan Subjek, China Ingin Lakukan Uji Vaksin Covid-19 dengan Libatkan Beberapa Negara
Keberhasilan Beijing dalam mengirim wakilnya di organisasi-organisasi dunia bisa juga karena kekosongan yang ditinggalkan AS.
Di bawah kepemimpinan Donald Trump, AS seakan menolak peran untuk memimpin di organisasi internasional yang sebelumnya dipegang.
Bahkan di tengah pandemi ini, Amerika Serikat tak kunjung memberi kepastian mengenai komitmennya untuk berperan dalam penyelesaian masalah ini.
Di waktu yang sama, Beijing mencoba mengisi kekosongan di PBB dan membangun sistem demi keuntungan posisi mereka.
Keputusan Trump untuk hengkang dari kepemimpinan lembaga dunia, justru dimanfaatkan oleh China.
Ketika AS menurunkan tingkat keikutsertaan di lembaga dunia, maka akan semakin banyak peluang yang dimiliki China dalam memperkuat pengaruhnya.
Baca: Tak Hanya Donald Trump, Berbagai Tokoh Pertanyakan Peran WHO dan Sayangkan Kedekatan dengan China
Baca: Hentikan Pendanaan untuk WHO, Langkah Donald Trump Justru Bisa Perkuat Pengaruh China di Dunia
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)