Yuni, mengatakan peristiwa nahas berawal ketika Mira dituduh mencuri dompet dan ponsel sopir truk.
Sopir truk yang kehilangan dompet dan ponsel tersebut kemudian mencari dan menggeledah kamar kost Mira.
Padahal pada saat tersebut, Mira sedang tidak berada di lokasi.
Diduga tak menemukan barang yang dicari, supir truk tersebut kemudian meninggalkan kamar kost Mira.
Mira dijemput 5 orang preman yang tinggal di kawasan tempat tinggalnya
Tak lama kemudian, 5 preman yang diduga diperintah oleh si supir truk, datang menjemput Mira.
"Pas si sopir truknya pulang, mungkin si sopir ini nyuruh preman di situ suruh jemput si Mira. Datanglah preman-preman itu jemput si Mira," jelas Yuni.
"Lima orang (preman yang menjemput). Karena si Mira enggak merasa ngambil (mencuri) dia ngikut aja. Dia dijemput paksa," lanjutnya.
Oleh para preman tersebut, Mira dipaksa mengaku telah mengambil ponsel dan dompet milik si sopir truk.
Karena tak mengakui hal yang tidak dilakukannya, Mira kemudian dipukuli.
Meski sudah babak belur, para preman yang juga merupakan 'bajing loncat' tersebut tetap memaksa Mira mengakui pencurian yang dituduhkan padanya.
Hingga akhirnya para pelaku menyiramkan bensin dan solar ke tubuh Mira.
Tak lama kemudian api menjalar dan membakar tubuh Mira.
Dalam keadaan terbakar, korban berusaha lari kearah indekosnya.
Belum sampai di indekos, MIra tumbang di pos RW setempat hingga akhirnya dilarikan oleh warga ke rumah sakit.
Satu hari mendapatkan perawatan medis, Mira dikabarkan meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan di TPU Budhi Darma, Cilincing.
Dibutuhkan bantuan biaya pengobatan dan pemakaman MIra
Meninggalnya Mira memberikan kesedihan bagi rekan-rekan Mira.
Mereka saat ini membutuhkan kekurangan biaya selama Mira dirawat di RSUD Koja.
Lantaran tak ada identitas jelas, satu dari pengurus RT 08 Cilincing menjadi jaminan untuk segala urusan biaya Mira.