Hasil Penelitian Sebut Bahaya Klorokuin untuk Covid-19 Jika Dikombinasikan dengan Obat Diabetes

Meski demikian, peneliti menyarankan agar berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi kedua obat tersebut.


zoom-inlihat foto
ilustrasi-peneliti-tengah-uji-obat-yang-diyakini-bisa-sembuhkan-covid-19.jpg
pixabay.com
ILUSTRASI peneliti tengah uji obat yang diyakini bisa sembuhkan Covid-19


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hydroxychloroquine (HCQ) dan chloroquine (CQ) merupakan obat yang diketahui bisa menyembuhkan pasien terjangkit virus corona atau Covid-19.

Namun, para peneliti telah memperingatkan bahwa hydroxychloroquine dan chloroquine mungkin dapat berbahaya ketika dikombinasikan dengan obat diabetes yang umum.

Dikutip dari Forbes, Senin (6/4/2020), studi ini diterbitkan secara online olhe penelitian ilmiah BioRxiv.

Penelitian itu menunjukkan bahwa 30-40% tikus yang diobati dengan kombinasi HCQ dan CQ dan metformin obat diabates bisa menyebabkan tikus itu mati.

Rupanya pengobatan dengan dosis yang sama dari kedua obat tidak berpengaruh pada kelangsungan hidup tikus.

Seperti diketahui, chloroquine merupakan obat yang digunakan untuk mengobati malaria dan penyakit autoimun.

Baca: Klorokuin (Chloroquine)

Baca: Hydroxychloroquine (Hidroksiklorokuin)

Namun, akhir-akhir ini khlorokuin juga digunakan untuk penyembuhan dari Covid-19.

"Ketertarikan kami pada kombinasi ini muncul karena kedua obat secara individual telah terbukti memiliki efek anti-tumor pada kanker pankreas," ujar peneliti, Chi Dang, direktur Ludwig Institute for Cancer Research and Anirban Maitra, direktur ilmiah dari Pusat Penelitian Kanker Pankreas di MD Anderson Cancer Center.

“Yang mengejutkan kami, HCQ dan CQ ketika dikombinasikan dengan metformin menghasilkan tingkat kematian yang mengejutkan pada 30-40% tikus. Sebaliknya tidak ada kematian pada kelompok pengobatan tunggal," lanjutnya.

Sebelum adanya wabah virus corona ini para peneliti telah menguji chloroquine dan metformin untuk kanker pankreas.

Oleh karena itu, dilakukan penelitian pada beberapa tikus yang memiliki tumor pankreas.

Ilustrasi obat - BPOM menarik obat lambung Ranitidin karena berpotensi memicu kanker.
Ilustrasi obat - BPOM menarik obat lambung Ranitidin karena berpotensi memicu kanker. (hellosehat.com)

Namun, kombinasi obat tersebut terbukti berakibat fatal bagi tikus dengan kanker pankreas dan tanpa kanker pankreas.

"Bahkan pada tikus yang tidak memiliki tumor, kami menemukan efek buruk dari kombinasi ini, menggarisbawahi bahwa itu tidak tergantung pada keberadaan tumor," ungkapnya.

Meskipun belum ada upaya yang dilakukan pada manusia untuk mengevaluasi interaksi ini, ada juga alasan ilmiah yang masuk akal yang dengannya kedua obat ini dapat berinteraksi secara negatif.

Kedua obat tersebut dapat mempengaruhi proses sel mendaur ulang protein yang memungkinkan mereka menghasilkan sel yang lebih banyak atau sering disebut autophagy.

Baca: Meski Bukan Obat Utama, Chloroquine Dapat Menekan Laju Virus Corona di Beberapa Negara

"HCQ dan CQ keduanya adalah agen yang menghambat autophagy dan pada kenyataannya ini adalah alat yang penting untuk digunakan dalam tumor seperti kanker pankreas," kata Chi Dang.

Di samping itu, metformin sebenarnya dapat menginduksi autophay, sehingga ada kemungkinan bahwa dua obat yang mengganggu jalur daur ulang ini pada saat yang sama dapat menjadi racun.

Ia juga menjelaskan tujuan dari penelitian ini agar tidak menggabungkan obat khlorokuin dengan obat diabetes.

“Tujuan kami dalam mengkomunikasikan pekerjaan ini bukan untuk menakut-nakuti. Kami berharap bahwa kematian yang kami amati pada tikus tidak akan diterjemahkan ke manusia tetapi akan ada lebih banyak "pharmacovigilance" atau kesadaran tentang interaksi obat potensial antara HCQ atau CQ dan metformin," jelasnya.

Khlorokuin disebut-sebut sebagai obat yang memungkinkan dapat menyembuhkan dari virus corona atau Covid-19.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved