Butuh Ribuan Subjek, China Ingin Lakukan Uji Vaksin Covid-19 dengan Libatkan Beberapa Negara

China rencanakan uji coba vaksin Covid-19 di beberapa negara yang terdampak parah


zoom-inlihat foto
ilustrasi-penelitian.jpg
pixabay
ILUSTRASI Penelitian Uji Coba Vaksin Covid-19


TRIBUNNEWSWIKI.COM - China berharap bisa menguji vaksin Covid-19 di luar negeri.

Hal itu karena ilmuwan berupaya melakukan uji vaksin berskala besar demi mengetahui efektivitasnya.

Ilmuwan militer di sana sudah mengerjakan vaksin hasil uji klinis tahap pertama.

Hasilnya akan diumumkan pada akhir bulan ini, seperti diberitakan South China Morning Post, Kamis (2/4/2020).

ILUSTRAS - Ilmuan akhirnya mengungkap alasan pengembangan vaksin untuk virus corona sangat lambat, WHO: perlu waktu 18 bulan.
ILUSTRAS - Ilmuan akhirnya mengungkap alasan pengembangan vaksin untuk virus corona sangat lambat, WHO: perlu waktu 18 bulan. (YouTube WGBH News)

Baca: Cerita Dokter Wuhan Atasi Covid-19: Terpaksa Abaikan Pasien Kritis, hingga Belajar di Tempat Kerja

Baca: Umumkan 130 Kasus Positif Covid-19 Tanpa Gejala, Silent Carrier di China Bisa Sepertiga Kasus Total

Chen Ling, seorang ahli virologi di State Key Laboratory of Respiratory Disease, mengatakan uji coba tahap kedua dan ketiga akan membutuhkan ribuan subjek.

Selain itu, melakukan tes ini di negara-negara yang paling terdampak parah akan membantu menghasilkan hasil yang lebih cepat dan lebih akurat.

"Kami telah mengalami wabah dengan cepat, dan sekarang kami tidak memiliki cukup kasus yang dikonfirmasi untuk pengujian vaksin lebih lanjut," katanya.

"Misalnya, jika kami menguji 10.000 orang, tetapi hasilnya menunjukkan hanya 100 orang yang dapat mengembangkan kekebalan, bahwa 0,01 persen tidak cukup untuk membuktikan bahwa vaksin dapat digunakan di antara orang-orang biasa."

Chen Wei, seorang ahli epidemiologi dan virologi terkemuka dengan Akademi Ilmu Kedokteran Militer, mengatakan kepada surat kabar milik pemerintah, China Daily, jika hasil awal membuktikan bahwa vaksin itu aman dan menghasilkan efek yang diinginkan, Cina akan mencoba menguji keefektifannya di luar negeri jika epidemi terus menyebar.

Dia mengatakan bahwa banyak negara telah menyatakan minatnya untuk bekerja dengan tim penelitiannya demi menguji vaksin rekombinan.

Vaksin ini menggunakan virus atau bakteri yang tidak berbahaya untuk memperkenalkan bahan genetik patogen ke dalam tubuh, yang digunakan untuk membangun kekebalan.

Meski demikian, Chen Wei tidak menyebutkan nama negara yang siap bekerja sama.

ILUSTRASI - Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 mengontrol titik akses ke pemakaman Biandanshan di Wuhan di provinsi Hubei pusat Cina pada 31 Maret 2020.
ILUSTRASI - Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 mengontrol titik akses ke pemakaman Biandanshan di Wuhan di provinsi Hubei pusat Cina pada 31 Maret 2020. (Hector RETAMAL / AFP)

Baca: Meski Tingkat Kematian akibat Corona Tinggi, Ini Alasan Jokowi Tak Terapkan Lockdown di Indonesia

Baca: Tetap Gelar Resepsi di Tengah Pandemi Corona, Kapolsek Kembangan Dimutasi dari Jabatannya

Covid-19 sendiri pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, Cina dan telah menyebar menjadi pandemi global.

Setidaknya 900.000 kasus telah dikonfirmasi dan lebih dari 45.000 orang telah meninggal.

Jumlah kasus yang tercatat di Italia, Spanyol dan Amerika Serikat kini telah melampaui total kasus China.

Tao Lina, seorang ahli vaksin yang berbasis di Shanghai, mengatakan akan lebih baik untuk melakukan berbagai uji di negara-negara ini, atau negara maju lainnya seperti Inggris dan Jerman.

Bukan tanpa alasan, pasalnya negara-negara itu memiliki kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Tao, mantan pejabat pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Shanghai, mengatakan AS kemungkinan tidak mau bekerja sama dengan China, tetapi Beijing dapat bekerja dengan negara lain yang juga terdampak parah seperti Inggris.

Berita Serupa: Bisa Jadi Penyakit Musiman, Ilmuwan AS Tegaskan Pentingnya Vaksin

Seorang ilmuwan Senior AS mengatakan virus corona memiliki peluang untuk kembali menyerang dalam sebuah siklus musiman, Rabu (26/3/2020) waktu setempat.





Halaman
12
Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved