TRIBUNNEWSWIKI.COM - Polisi Bubarkan Resepsi Pernikahan di Jember, Tenda Dibongkar, Makanan Dibagikan kepada Warga.
Polsek Pakusari terpaksa membubarkan resepsi pernikahan yang hendak digelar warga Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Jember, pada Senin (30/3/2020) malam.
"Resepsinya bakal digelar tadi malam, tapi siang harinya kami bubarkan," kata Kapolsek Pakusari Iptu Ali Setihono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/3/2020).
Pembubaran tersebut sesuai dengan imbauan pemerintah, yakni untuk mengurangi kegiatan yang menimbulkan kerumunan demi mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Ali menjelaskan, resepsi itu akan digelar Faruq, warga Dusun Gempal, Desa Pakusari.
Kala itu, anggota Bhabinkamtibmas yang sedang berpatroli melihat kesibukan di kediaman Faruq di Dusun Gempal.
Baca: Ketegasan Ketua RW Kampung Jaha Bekasi, Terapkan Lockdown Lokal, Batalkan Tiga Acara Resepsi Warga
Baca: Pilkada 2020 Ditunda Akibat Corona, Muncul 3 Opsi Pelaksanaan, Ada Kemungkinan Tak Digelar Tahun Ini
Anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa pun memberikan pemahaman kepada keluarga Faruq agar membatalkan acaranya.
Keluarga Faruq pun memahami imbauan itu.
“Berkat imbauan dan pengertian dari babinsa dan bhabinkamtibmas, acara itu ditiadakan,” jelas Ali.
Tenda yang telah terpasang di kediaman itu pun kemudian dibongkar.
Seluruh kursi yang telah tersusun rapi kembali ditata ulang.
Masakan dan penganan yang telah siap disuguhkan untuk para undangan kemudian dibungkus.
Bungkusan itu dibagikan kepada warga sekitar.
“Kue selamatan itu dikirim pada warga sekitar,” papar Ali.
Baca: Baru 92 Persen, Pemerintah Undur Target Penyelesaian RS Corona Pulau Galang hingga 5 April 2020
Ali menjelaskan alasan Faruq tetap menggelar resepsi di tengah pandemi virus corona baru atau Covid-19 itu.
Menurutnya, pihak keluarga telah menyiapkan seluruh persiapan sejak jauh hari.
“Mereka sudah menjadwal jauh hari, masakan sudah masak, tapi karena memang tidak boleh, dibubarkan,” tambah dia.
Polsek Pakusari gencar mengimbau warga agar tak melakukan kegiatan luar ruangan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Patroli pun terus digelar agar masyarakat mematuhi imbauan pemerintah dan maklumat Kapolri Jenderal Idham Azis.
Sebelumnya diberitakan, terdapat dua pasien positif Covid-19 di Kabupaten Jember. Dua pasien itu berasal dari Kecamatan Puger dan Kecamatan Kaliwates.
Keduanya dirawat di ruang isolasi RS Soebandi, Jember.
Sementara itu, terdapat 11 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 207 orang dalam pemantauan (ODP) di Kabupaten Jember. Sebanyak 40 ODP dinyatakan negatif Covid-19 setelah melewati masa karantina selama dua pekan.
Ketegasan Ketua RW Kampung Jaha Bekasi, Terapkan Lockdown Lokal, Batalkan Tiga Acara Resepsi Warga
Ketua RW11 Kampung Jaha, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Samsudin Panji (48), menunjukkan sikap tegas dalam upaya memerangi pandemi virus corona (Covid-19) di lingkungan tempat tinggalnya.
Selain menerapkan 'lockdown lokal' dengan menutup seluruh akses masuk ke lingkungan kampung dan hanya menyisahkan satu jalan, Samsudin juga berani membatalkan tiga rencana resepsi warganya.
"Jangankan hajatan, negrowahan orang selametan itu kita larang, sementara jangan dulu, kalau yang resepsi yang kita batalkan ada tiga warga," kata Samsudin, Senin, (30/3/2020).
Baca: Jadi Wacana Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona, Apa yang Dimaksud dengan Darurat Sipil?
Dia menjelaskan, upaya untuk memerangi pandemi corona sudah dia lakukan sejak awal kemunculan kasus di tanah air.
Bahkan, rencana resepsi pernikahan tiga warganya sudah sampai ke tahap cetak undangan.
Namun demi mengantisipasi penyebaran corona, mau tak mau ia harus bersikap tegas.
"Ada yang ngeluh 'pak saya udah cetak undangan', saya bilang udah disebar belum, terus dia jawab 'belum' yauda batalkan," ucap Samsudin.
Tiga warganya yang terpaksa menunda acara resepsi pernikahan beruntung dapat memahami situasi darurat kesehatan yang saat ini terjadi.
Mereka kata Samsudin sepakat menunda acara pesta pernikahannya.
Meski begitu, sebagai ketua RW dia tidak pernah melarang warganya yang ingin melangsungkan pernikahan berupa prosesi akad saja dan tidak mengundang perkumpulan massa.
"Kalau mau nikah akadnya saja silahkan, tapi sejauh ini tiga warga saya itu semuanya memutuskan untuk mejadwalkan acara pernikahan sehabis lebaran," jelasnya.
Pria yang sehari-hari bekerja senagai pegawai negeri sipil (PNS) ini mengaku, sejauh ini warganya cukup koperatif dan bisa diajak bekerja sama untuk memerangi penyebaran Covid-19.
"Bahkan saya sempet bilang ke mereka kalau misal keberatan biar saya bayarin biaya cetak undangannya yang udah terlanjur dicetak, tapi Alhamdulillah mereka menyadari, mereka mau ikut instruksi," tutur Samsudin.
Selain penutupan jalan, isolasi mandiri ini juga mengharuskan warga untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah sampai jam 21.00 WIB.
Terlebih melakukan aktivitas bergerombol atau pengumpulan massa dalam jumlah banyak.
"Kita tiap malam patroli dari anak-anak Karang Taruna, kalau ada warga yang masih di luar rumah nongkrong-nongkrong kita himbau untuk masuk, warung-warung juga kita himbau tutup," ucap dia.
Warga yang telah terbiasa dengan kebijakan isolasi mandiri ini kata Samsudin, selanjutnya mulai turut ambil andil membantu secara swadaya pelaksaan pencegahan penyebaran virus corona.
"Allhamdulillah setiap hari ada aja warga kirim makanan buat anak-anak yang jaga di di depan, ganti-gantian aja dikirim makanan, warga juga udah banyak ikut bantu semprot, sama-sama saling ngingetin," tuturnya.
Adapun sejauh ini, Samsudin memastikan belum ada warganya yang terdeteksi positif maupun masuk ke dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
"Alhamdulillah sampai saat ini belum ada, pernah ada satu warga saya sakit gejala batuk dia karyawan resotoran kita langsung kordinasi sama tempat kerjanya untuk warga saya ini istirahat selama 14 hari, alhamdulillah kondisinya udah membaik," terangnya.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Bagus Supriadi)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Resepsi Pernikahan Dibubarkan, Tenda Dibongkar dan Masakan Dibagikan kepada Warga"