Keduanya dirawat di ruang isolasi RS Soebandi, Jember.
Sementara itu, terdapat 11 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 207 orang dalam pemantauan (ODP) di Kabupaten Jember. Sebanyak 40 ODP dinyatakan negatif Covid-19 setelah melewati masa karantina selama dua pekan.
Ketegasan Ketua RW Kampung Jaha Bekasi, Terapkan Lockdown Lokal, Batalkan Tiga Acara Resepsi Warga
Ketua RW11 Kampung Jaha, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Samsudin Panji (48), menunjukkan sikap tegas dalam upaya memerangi pandemi virus corona (Covid-19) di lingkungan tempat tinggalnya.
Selain menerapkan 'lockdown lokal' dengan menutup seluruh akses masuk ke lingkungan kampung dan hanya menyisahkan satu jalan, Samsudin juga berani membatalkan tiga rencana resepsi warganya.
"Jangankan hajatan, negrowahan orang selametan itu kita larang, sementara jangan dulu, kalau yang resepsi yang kita batalkan ada tiga warga," kata Samsudin, Senin, (30/3/2020).
Baca: Jadi Wacana Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona, Apa yang Dimaksud dengan Darurat Sipil?
Dia menjelaskan, upaya untuk memerangi pandemi corona sudah dia lakukan sejak awal kemunculan kasus di tanah air.
Bahkan, rencana resepsi pernikahan tiga warganya sudah sampai ke tahap cetak undangan.
Namun demi mengantisipasi penyebaran corona, mau tak mau ia harus bersikap tegas.
"Ada yang ngeluh 'pak saya udah cetak undangan', saya bilang udah disebar belum, terus dia jawab 'belum' yauda batalkan," ucap Samsudin.
Tiga warganya yang terpaksa menunda acara resepsi pernikahan beruntung dapat memahami situasi darurat kesehatan yang saat ini terjadi.
Mereka kata Samsudin sepakat menunda acara pesta pernikahannya.
Meski begitu, sebagai ketua RW dia tidak pernah melarang warganya yang ingin melangsungkan pernikahan berupa prosesi akad saja dan tidak mengundang perkumpulan massa.
"Kalau mau nikah akadnya saja silahkan, tapi sejauh ini tiga warga saya itu semuanya memutuskan untuk mejadwalkan acara pernikahan sehabis lebaran," jelasnya.
Pria yang sehari-hari bekerja senagai pegawai negeri sipil (PNS) ini mengaku, sejauh ini warganya cukup koperatif dan bisa diajak bekerja sama untuk memerangi penyebaran Covid-19.
"Bahkan saya sempet bilang ke mereka kalau misal keberatan biar saya bayarin biaya cetak undangannya yang udah terlanjur dicetak, tapi Alhamdulillah mereka menyadari, mereka mau ikut instruksi," tutur Samsudin.
Selain penutupan jalan, isolasi mandiri ini juga mengharuskan warga untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah sampai jam 21.00 WIB.
Terlebih melakukan aktivitas bergerombol atau pengumpulan massa dalam jumlah banyak.
"Kita tiap malam patroli dari anak-anak Karang Taruna, kalau ada warga yang masih di luar rumah nongkrong-nongkrong kita himbau untuk masuk, warung-warung juga kita himbau tutup," ucap dia.
Warga yang telah terbiasa dengan kebijakan isolasi mandiri ini kata Samsudin, selanjutnya mulai turut ambil andil membantu secara swadaya pelaksaan pencegahan penyebaran virus corona.