Diduga Karena Khawatir Dampak Ekonomi Akibat Virus Corona, Menkeu di Jerman Bunuh Diri

Schaefer diduga nekat bunuh diri lantaran dirinya mengkhawatirkan gejolak ekonomi dan kesulitan keuangan yang disebabkan virus corona di Jerman


zoom-inlihat foto
ilustrasi-bunuh-dirii.jpg
Istimewa
Ilustrasi bunuh diri - Thomas Schaefer, Menteri Keuangan di Negara Bagian Hesse, Jerman tewas diduga karena bunuh diri


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Thomas Schaefer, Menteri Keuangan di Negara Bagian Hesse, Jerman, ditemukan tewas di dekat jalur rel kereta api, Sabtu (28/3/2020).

Dikutip dari AFP pada Senin (30/3/2020), kantor kejaksaan Wiesbaden meyakini Schaefer tewas karena bunuh diri.

Schaefer diduga nekat melakukan bunh diri lantaran dirinya mengkhawatirkan gejolak ekonomi dan kesulitan keuangan yang disebabkan pandemi virus corona atau Covid-19 di Jerman.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Bagian Hesse Volker Bouffier, Minggu (29/3/2020).

Bouffier menjelaskan, meskipun telah bekerja keras untuk mengatur langkah-langkah dukungan stimulus untuk bisnis di negara bagian, Schaefer tetap tidak bisa menghilangkan kekhawatirannya.

"Ketakutan utamanya adalah apakah dia bisa memenuhi harapan masyarakat yang sangat besar - terutama sejauh upaya penyelamatan keuangan negara," kata Bouffier, dikutip dari South China Moorning Post.

“Aku harus berasumsi bahwa ketakutan itu hanya membuatnya kewalahan. Dia jelas tidak melihat jalan keluar. Dia bingung dan meninggalkan kami. "

Baca: Kontak dengan Dokter yang Terinfeksi Covid-19, Kanselir Jerman Angela Merkel Isolasi Mandiri

Baca: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Dipastikan Positif Terinfeksi Virus Corona

Pihak berwenang mengatakan bahwa Schaefer, yang tubuhnya ditemukan Sabtu pagi di samping jalur kereta Intercity Express (ICE) berkecepatan tinggi yang menghubungkan Frankfurt dan Cologne, telah meninggalkan pesan bunuh diri.

Surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung mengutip sumber kepolisian yang mengatakan krisis covid-19 disebutkan dalam catatan itu.

Scaefer meninggal dalam usia 54 tahun dan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

Schaefer sendiri dianggap sebagai kandidat teratas untuk menggantikan Bouffier dalam satu atau dua tahun berikutnya sebagai gubernur Hesse, salah satu negara terkaya dan paling penting di Jerman.

Schaefer telah membantu merancang upaya penyelamatan keuangan untuk bisnis besar dan kecil di Hesse dalam beberapa pekan terakhir .

Baca: Deretan Provinsi di Indonesia yang Belum Terjangkit Virus Corona

Baca: Studi Sebut Angka Kematian Akibat Covid-19 di AS Bisa Capai 2.300 per Hari pada April

Ia juga  secara teratur menjelaskan tentang perlunya optimisme selama krisis yang mengancam untuk mengirim ekonomi Eropa yang paling penting ke dalam resesi yang mendalam.

"Kita harus melakukan segala yang manusiawi mungkin untuk melindungi orang dari kerusakan sebanyak mungkin dari ini," katanya dalam sebuah pidato pekan lalu.

"Saya yakin kita memiliki kesempatan, peluang yang sangat bagus, untuk melewati ini."

Bouffier, yang hampir menangis dalam pernyataannya kepada wartawan pada hari Minggu, mengatakan dengan suara bergetar bahwa ia terkejut dan tertekan oleh kematian Schaefer.

"Dia persis seperti orang yang kita butuhkan di masa-masa sulit seperti ini," kata Bouffier.

Berdasarkan data worldometers.info, hingga Senin (30/3/2020), jumlah kasus virus corona di Jerman tercatat sebanyak 62.435 kasus, menjadikan Jerman negara kelima dengan total kasus virus corona terbanyak di dunia.

Sementara itu, jumlah korban meninggalnya adalah sebanyak 541 orang.

Ekonom di lembaga Ifo Jerman mengatakan, ekonomi Jerman  dapat menyusut antara 7,2 persen dan 20,6 persen tahun ini karena krisis virus corona yang telah membuat sebagian besar negara terpuruk.

Sektor-sektor penting, terutama manufaktur.

Dengan jumlah yang terinfeksi dan kematian meningkat pesat dalam beberapa hari terakhir, kepala kelompok kesehatan masyarakat Robert Koch Institute di negara itu, Lothar Wieler, memperingatkan dalam sebuah wawancara surat kabar pada hari Minggu bahwa Jerman dapat kehabisan peralatan medis kritis dan peralatan rumah sakit dalam beberapa minggu. di depan.

“Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa kami akan memiliki lebih banyak pasien yang membutuhkan ventilator daripada peralatan yang tersedia,” kata Wieler mengatakan Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung .

"Kita harus mengakui kenyataan bahwa kapasitas kita mungkin tidak cukup."

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved