BUMN Pesan 500 Ribu Alat Tes Canggih, 15 Menit Bisa Deteksi Corona: Masih Tunggu Izin Kemenkes

Agar pemeriksaan atau tes massal Covid-19 bisa terlaksana, BUMN telah memesan 500 ribu alat canggih rapid test virus corona dari Hangzhou, China.


zoom-inlihat foto
rapid-test-tes-corona-covid-19.jpg
freepik
Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19. Agar pemeriksaan atau tes massal Covid-19 bisa terlaksana, BUMN telah memesan 500 ribu alat canggih rapid test virus corona dari Hangzhou, China.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Upaya pemerintah untuk menangani sebaran virus corona di Indonesia masih terus dilakukan secara maksimal.

Hingga Kamis (19/3/2020), jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia mencapai 227 kasus.

Dari angka tersebut, 11 diantaranya telah dinyatakan sembuh.

Sedangkan 19 orang diinformasikan meninggal dunia karena infeksi virus corona.

Daerah yang telah mengkofirmasi kasus pisitif Covid-19 adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali.

Setelah itu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Lampung.

Baca: Omed-Omedan Bali Tetap Digelar di Tengah Wabah Corona, Akhirnya Hanya Libatkan 3 Pasang Seka Teruna

Baca: Tidak Memilih Lockdown, Jokowi Pilih Menggelar Test Covid-19 Secara Massal

BUMN akan pesan 500 ribu alat tes corona dari Hangzhou, China

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga di DPR RI, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga di DPR RI, Jakarta, Selasa (25/2/2020). (Kompas.com/AKHDI MARTIN PRATAMA)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah melakukan pemesanan berupa alat tes corona canggih.

Alat tersebut dikatakan dapat melakukan deteksi adanya infeksi virus corona pada manusia hanya dalam waktu 15 menit hingga 3 jam.

Alat yang menyerupai alat tes kehamilan tersebut akan didatangkan dari daerah Hangzhou, China.

Namun seperti yang dikatakan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sunulingga, saat ini pihaknya masih menunggu izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dikatakan oleh Arya, pihaknya telah melakukan registrasi izin tersebut sejak 10 Maret 2020 lalu.

“Kita menunggu izin dari Kemenkes, kalau sudah (diizinkan) bisa kita langsung kirim tes corona dengan cepat di mana-mana. Izinnya sudah kami registrasi sejak 10 maret,” ujar Arya, Rabu (18/3/2020) seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Jika telah diizinkan, alat tes corona dijemput langsung dari Indonesia

Tak hanya itu, pengadaan alat tes corona hanya akan membutuhkan waktu dua hari setelag izin dikantongi oleh pihak BUMN.

BUMN melalui Arya menegaskan telah mempersiapkan pesawat dari maskapai Garuda untuk menjemput langsung alat tes corona di Hangzhou.

"Kalau dikasih izin Kemenkes, kami langsung ambil pakai (pesawat) Garuda dari Hangzhou, kalau sudah ok, dua hari sampai (di Indonesia,” kata Arya.

Dengan pengadaan alat rapid test corona, Arya berharap pengecekan Covid-19 secara massal bisa segera direalisasikan.

Ditegaskan oleh Arya, alat tersebut memang bisa digunakan sebagai alat pendeteksi dini adanya virus corona dalam tubuh manusia.

Namun bukan berarti menjadi satu-satunya tahapan pengujian seseorang bisa dinyatakan positif Covid-19.

Setelah melakukan tes menggunakan alat tersebut, jika dinyatakan positif corona maka suspect bisa diarahkan untuk melakukan tes swap.

“Walaupun rapid test ini bukan tes terakhir, kalau dia positif (corona), dia melangkah lagi ke test lab. Paling tidak dia sudah punya kepastian awal. Jadi indikasi corona langsung ketahuan. Kalau sudah ada kecenderungan corona langsung test swab,” jelas Arya.

Arya juga memastikan bahwa metode rapid test harganya akan lebih terjangkau dibanding dengan tes yang ada saat ini.

Meski begitu, Arya belum bisa mengungkapkan rincian biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk membeli alat tersebut.

“(Harganya) enggak mahal. Ada deh, tunggu saja. Yang pasti lebih murah dari tes di RS (Rumah Sakit),” ujarnya.

Tak ingin lakukan lockdown, Jokowi imbau rapid test massal segera dilaksanakan

Presiden Joko Widodo mencanangkan kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan ibadah di rumah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Hal ini diungkapkan Presiden dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3/2020).(Instagram/jokowi)
Presiden Joko Widodo mencanangkan kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan ibadah di rumah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Hal ini diungkapkan Presiden dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3/2020).(Instagram/jokowi) (Instagram/jokowi)

Indonesia memiliki jumlah kematian akibat Covid-19 yang cukup tinggi.

Meskipun demikian hingga saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan belum akan melakukan lockdown.

Jokowi kemudian memberikan instruksi agar rapid test Covid-19 massal di Indonesia segera dilaksanakan.

Hal tersebut dikatakan olhe Jokowi agar deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar Covid-19 bisa dilakukan.

"Segera lakukan rapid test dengan cakupan lebih besar," ujar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/3/2020) seperti yang dikutip dari Kompas.com. 

Untuk melaksanakan imbauan tersebut, Jokowi  meminta Kemenkes segera memperbanyak alat dan lokasi reapis test corona.

Tidak hanya itu, Jokowi meminta sejumlah unsur, mulai dari rumah sakit pemerintah, BUMN, TNI-Polri, hingga swasta untuk saling berkoordinasi.

Jokowi juga membuka peluang bagi lembaga riset dan perguruan tinggi untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Seiring dengan akan berjalannya rapid test Covid-19, Jokowi meminta jajarannya menyiapkan protokol kesehatan yang jelas dan mudah dipahami masyarakat.

"Ini penting sekali terkait dengan hasil rapid test ini, apakah dengan karantina mandiri, self isolation, ataupun memerlukan layanan RS," kata Jokoei.

Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan pihaknya sedang mengkaji penerapan rapid test.

Yuri menjelaskan, mekanisme pemeriksaan spesimen pasien terduga Covid-19 menggunakan rapid test adalah dengan sampel darah.

Bukan menggunakan metode swab atau mengambil cairan di tenggorokan.

Metode ini disebut memiliki keunggulan diantaranya tidak membutuhkan sarana prasarana pemeriksaan laboratorium pada biosecurity level II.

"Artinya, tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh RS di Indonesia," ujar Yuri.

Baca: Untuk Pertama Kalinya China Laporkan Nol Kasus Baru Virus Corona yang Berasal dari Transmisi Lokal

Baca: Soal Antrean Panjang di Halte, Anies: Penumpang TransJakarta Turun Drastis dari 1 Juta Jadi 200 Ribu

Baca: Kim Jong Un Ketahuan Buat Rumah Sakit Darurat Khusus Virus Corona, Begini Pengakuan Korea Utara

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, KOMPAS/Akhdi Martin Pratama, Ikhsanuddin)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved