Update Corona - 18 Maret 2020 Total Tembus 201.634 Kasus, 81.775 Pasien Sembuh dan 8.131 Meninggal

Update terbaru korban meninggal dunia akibat virus corona, total kasus mencapai 201.634 orang dan pasien sembuh yang mencapai 81.775 pasien.


zoom-inlihat foto
lebanon-warga-45.jpg
STR / AFP
Berikut adalah update terbaru virus corona hingga 18 Maret 2020, Foto: Warga muslim Lebanon melakukan ibadah di masjid Sunni Mohammed Al-Amin Lebanon pada 13 Maret 2020 di Beirut. Lebanon menghentikan penerbangan dari negara-negara yang paling parah dihantam oleh virus corona baru setelah mengumumkan kematian kedua pasien dalam dua hari.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perkembangan terbaru korban meninggal dunia akibat virus corona hingga 18 Maret 2020 mencapai 8131 orang.

Jumlah ini sejalan dengan ikut meningkatnya pasien yang sembuh yang mencapai 81.775.

Kabar terbaru ini menambah angka jumlah pasien terinfeksi yang tembus angka 201.634 di seluruh dunia.

Laporan data dari South China Morning Post dan John Hopkins University, dilansir Sky News, Rabu (18/3/2020) merupakan data terbaru perihal penyebaran virus corona yang telah menyebar ke lebih dari 118 negara.

Baca: Tambah 55, Kasus Corona di Indonesia Jadi 227, 11 Sembuh dan 19 Meninggal, Ini Sebaran Wilayahnya

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun  pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma.
Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Uji Coba Vaksin

Uji coba vaksin virus corona telah dimulai di Amerika Serikat.

Percobaan dilakukan terhadap peserta pertama yang akan disuntik vaksin dengan dosis tertentu, pada Senin (16/3/2020).

Uji coba yang didanai oleh Institut Kesehatan Nasional / The National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat berlangsung di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, AS.

Pejabat NIH, Dr Anthony Fauci menyebut bahwa validasi vaksin akan membutuhkan waktu satu tahun lebih, dilansir AP, Senin (16/3/2020).

Baca: ‘Perlombaan Global’ Ciptakan Vaksin Corona: China Kembangkan 9 Vaksin, AS Siap Uji Coba

Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19
Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19 (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)

Tujuan Pengujian

Vaksin virus corona ini dilaporkan tak akan mengandung virus baru.

Pengujian akan dilakukan terhadap 45 sukarelawan muda yang sehat.

Vaksin yang dikembangkan oleh NIH dan Moderna Inc ini akan disuntikkan kepada pasien dengan dosis yang berbeda.

Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat efek samping dari vaksin kepada pasien dan menemukan tahap yang lebih besar.

Namun demikian, hasil penelitian ini masih membutuhkan perbandingan dari penelitian lain di seluruh dunia untuk mengetahui apakah vaksin dapat melindungi atau justru membahayakan pasien.

Baca: Jaga Stok di Tengah Wabah Virus Corona, Satgas Pangan Polri Batasi Pembelian 4 Bahan Pokok Ini

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci berdiri bersama Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan anggota tim Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih, berbicara selama konferensi pers di ruang rapat pers Gedung Putih Maret 15, 2020 di Washington, DC.
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci berdiri bersama Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan anggota tim Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih, berbicara selama konferensi pers di ruang rapat pers Gedung Putih Maret 15, 2020 di Washington, DC. (JIM WATSON / AFP)

Penelitian 

Sampai saat ini, banyak kelompok peneliti yang berlomba untuk untuk membuat vaksin virus corona atau COVID-19.

Para peneliti dari seluruh dunia ini bersaing untuk membuat vaksin untuk virus yang telah menyebar ke lebih dari 118 negara ini.

Fokus penelitian di Seattle ini adalah untuk mengembangkan teknologi baru dari vaksin yang pengobatannya lebih cepat dari cara tradisional.

Sejumlah peneliti dilaporkan telah membuat vaksin sementara yang mampu melindungi pasien hanya dalam jangka waktu satu hingga dua bulan.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved