Uang yang telah melalui proses pemanasan baru bisa dikemas untuk kemudian bisa beredar kembali. Pejabat bank sentral menyebutkan sebagai proses desinfektanisasi pada uang kertas.
Sebagai informasi, dalam waktu kurang dari dua bulan, wabah penyakit Covid-19 telah menebar ketakutan di seluruh dunia.
Berawal dari sebuah pasar ikan di kota Wuhan, China, kini SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit ini, telah terdeteksi di 26 negara di seluruh benua, termasuk China.
Di Indonesia, pasien positif terjangkit virus corona kembali bertambah sebanyak 21 kasus per Minggu (15/3/2020). Dengan begitu, total terdapat 117 kasus per Minggu kemarin.
"Per hari ini dari lab yang saya terima pagi ya, hari ini kita dapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di antaranya di Jakarta, 2 di Jawa Tengah," kata Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan.
Baca: Inilah Tanda-tanda Orang di Dekatmu Terkena Virus Corona, Cegah Penularannya dengan 11 Cara Berikut!
Baca: Jokowi Larang Lockdown, Jubir Ahmad Yurianto Sebut Karantina Akan Perluas Penyebaran Corona
Menurutnya, penambahan kasus di Jakarta merupakan hasil penelusuran terhadap kontak dari kasus sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, sebanyak delapan orang dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal. Menurutnya, pasien yang meninggal karena terdapat komorbid atau penyakit penyerta.
Secara keseluruhan, terdapat 1.293 spesimen terkait virus corona yang telah diperiksa.
"Sudah lebih dari 1.000 (spesimen yang diperiksa). Terus bergerak," ungkap Yuri di Kompleks Istana, Jakarta.
IHSG Masih Dibayangi Sentimen Corona
Setelah ditutup dalam zona hijau pada perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat lalu, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) Senin (16/3/2020) diproyeksikan bakal positif, namun dengan pergerakan yang terbatas.
IHSG Jumat pekan lalu ditutup pada level 4.907,57 atau naik 11,82 persen (0,24 poin).
Direktur Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, pergerakan IHSG awal pekan ini, akan terbatas mengingat kemunculan virus corona yang menyebabkan seorang menteri positif corona.
"Mungkin kenaikan IHSG tidak terlalu banyak," kata Hans Kwee, dikutip dari Kompas.com.
Namun demikian kebijakan pemerintah dalam memberikan stimulus fiskal jilid II oleh Bank Indonesia dinilai bakal direspons positif oleh pasar modal.
"Otoritas moneter memangkas GWM valas dari 8 persen menjadi 4 persen. Sementara stimulus fiskal jilid dua sebesar Rp 22,9 trilun untuk membantu sektor manufaktur dan perdagangan," ungkapnya.
Stimulus jilid dua ini berupa relaksasi empat jenis pajak yaitu Pajak penghasilan ( PPh) 21, PPh 22 Impor, PPh badan dan restitusi pajak pertambahan nilai.
Salah satu bentuknya adalah pembebasan PPh 21 (pajak penghasilan) bagi pekerja manufaktur hingga 6 bulan ke depan.
"Pada stimulus jilid I, pemerintah telah mengalokasikan Rp 10,2 triliun yang di fokuskan pada sektor yang terdampak langsung virus korona yaitu sektor pariwisata dan konektivitas," jelasnya.
Di sisi lain, dukungan kenaikan pasar Amerika dan Eropa beserta berbagai stimulus lokal membuat pergerakan awal pekan IHSG akan bergerak positif dengan potensi koreksi yang mungkin akan terjadi di akhir-akhir pekan setelah kenaikan awal pekan.