Berhasil Turunkan Jumlah Kasus Virus Corona, Kini China Dihadapkan pada Gunungan Sampah Medis

Wuhan sebagai pusat wabah Covid-19 bahkan menghasilkan limbah medis hingga enam kali lebih banyak dari biasanya


zoom-inlihat foto
harga-masker-naik-karena-corona-virus-3.jpg
Bloomberg via SCMP
Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berjalan di distrik Kwun Tong Hong Kong pada 23 Januari. (Bloomberg via SCMP)


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Lebih dari 120 negara telah mengonfirmasi kasus virus corona yang terjadi di wilayahnya.

Sedangkan jumlah kasusnya sudah lebih dari 120.000 di dunia.

Meski jumlah kasus virus corona terus meningkat di berbagai dunia, China justru melaporkan penurunan jumlah infeksi Covid-19.

Berdasarkan data worldometers.info, pada Kamis (12/3/2020) China melaporkan 18 temuan kasus baru di wilayahnya.

Sehingga, total kasus virus corona di negara tersebut adalah sebanyak 80.796.

Otoritas Kota Wuhan di China, tempat awal merebaknya wabah virus corona bahkan dilaporkan menutup salah satu dari 16 rumah sakit (RS) darurat yang dibangun khusus untuk menangani pasien virus tersebut.

Melansir Channel News Asia, penutupan dilakukan seiring dengan penurunan drastis jumlah kasus baru di wilayah yang menjadi pusat wabah tersebut.

Selain itu, lebih dari 50 persen pasien virus corona di China dikabarkan berhasil sembuh.

Baca: WHO Nyatakan Virus Corona sebagai Pandemi, Pejabat Kesehatan Hong Kong: Itu Tidak Mengubah Apapun

Baca: Infeksi 13 Kali Lipat di Luar China, WHO Umumkan Wabah Virus Corona Sebagai Pandemi Global

sampah medis1
Limbah medis di kampus barat Rumah Sakit Union Wuhan. (Xinhua)

Setelah dinilai berhasil mengatasi penyebaran virus corona, kini China dihdapkan pada masalah baru, yakni sampah medis.

Pihak berwenang di negara tersebut mengungkapkan, lebih dari 20 kota di daratan China telah dipenuhi dengan sampah medis.

Wuhan sebagai pusat wabah Covid-19 bahkan menghasilkan limbah medis hingga enam kali lebih banyak dari biasanya.

Kementerian Ekologi dan Lingkungan China mengatakan, fasilitas pengolahan limbah medis di 28 kota lainnya telah bekerja dengan ‘beban penuh’.

Dilansir oleh South China Morning Post, rumah sakit di Wuhan menghasilkan lebih dari 240 ton sampah medis setiap hari selama puncak wabah, dibandingkan dengan 40 ton sebelum wabah tersebut terjadi.

Zhao Qunying, kepala kantor darurat kementerian mengatakan, pemerintah pusat telah mengirimkan 46 fasilitas pengolahan limbah medis ke kota, dan membangun pabrik baru dengan kapasitas 30 ton dalam waktu 15 hari.

“Kami juga telah meningkatkan fasilitas yang mengolah limbah berbahaya (untuk mengolah limbah medis sekarang),” katanya.

Baca: KRL Bogor-Jakarta Kota Disebut Potensi Tinggi Risiko Virus Corona, PT KAI: Terjadi di Semua Area

Baca: Update Virus Corona - 12 Maret 2020: Total 67.689 Pasien Sembuh, 4620 Meninggal dari 123.839 Kasus

Langkah-langkah ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas pengolahan limbah kota dari 50 ton per hari menjadi lebih dari 263 ton per hari.

Meski begitu, Zhao tidak merinci kota-kota mana saja yang  kelebihan beban atau mendekati kapasitas penuh, tetapi kemampuan pengolahan limbah medis yang tidak memadai telah menjadi masalah lama di Tiongkok.

Menurut laporan Biro Statistik Nasional negara tersebut, ada lebih dari 2 juta ton limbah medis diproduksi pada tahun 2018.

“Tetapi 76 kota tidak dapt mengolahnya (limbah medis) tepak waktu,”ungkap Hu Longhua, dari pusat pengelolaan limbah dan bahan kimia kementerian.

Sementara itu, pemerintah juga menyarankan semua orang untuk memakai masker di tempat-tempat umum untuk meminimalisir penyebaran virus.

Kini, penggunaan masker tersebut telah menambah tumpukan limbah medis untuk dibuang.

Perusahaan China telah memproduksi sekitar 116 juta sehari pada akhir bulan lalu, peningkatan 12 kali lipat dari awal Februari.

Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah masker yang dihancurkan setiap harinya.

Eric Liu, seorang spesialis limbah beracun di kantor Greenpeace Beijing mengatakan, Cina memiliki kekurangan besar dalam fasilitas pembuangan limbah, khususnya yang mampu menangani limbah klinis.

"Kapasitas pengolahan limbah di Cina, terutama dalam hal limbah medis dan berbahaya, hampir tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi krisis kesehatan masyarakat terbesar di negara itu dalam beberapa dekade," katanya.

Kemudian berdasarkan laporan Xinhua, Kementerian Lingkungan mengatakan sebagian besar limbah medis ditangani dengan benar di kota-kota besar, hanya 31 persen dari 629.000 ton limbah medis negara itu yang diolah pada 2015, naik dari 24 persen pada 2008.

Baca: Sempat Jadi Misteri, Pemerintah Akhirnya Ungkap Asal Mula Pasien Kasus 27 Tertular Virus Corona

Baca: 34 Orang Positif Tertular Corona, 4 Pasien Covid-19 di Indonesia Dinyatakan Sembuh: Tetap Dipantau

Menurut para ahli, wabah coronavirus bisa menjadi katalis untuk memperluas sektor limbah medis dan mengarah pada pembangunan fasilitas insinerasi yang lebih.

Mereka mengatakan pembakaran tetap menjadi cara yang disukai untuk membuang limbah medis di China, meskipun negara-negara industri menghapus insinerator karena masalah kesehatan dan lingkungan.

“Limbah klinis harus dibuang di fasilitas pembakaran khusus, masker yang digunakan oleh orang sehat dapat diatasi dengan cara yang sama seperti limbah rumah tangga, yang dibakar di tungku industri,” kata Liu.

Di Wuhan sendiri pihak berwenang berusaha mencari solusi untuk tantangan ini.

Menurut sebuah laporan oleh China Economic Daily, Wuhan bergegas untuk membangun lebih banyak pabrik pengolahan limbah medis di dekat rumah sakit, termasuk yang dekat Huoshenshan, Leishenshan dan Jinyintan rumah sakit yang masing-masing akan mengolah 9, 15, dan 4 ton sampah klinis setiap hari.

Sebanyak 17 fasilitas penyimpanan sementara untuk limbah medis, dengan kapasitas gabungan lebih dari 1.000 ton, juga telah dibangun.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)





Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved