TRIBUNNEWSWIKI.COM - Keris milik Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro akhirnya diserahkan Raja Belanda Willem Alexander kepada Presiden Joko Widodo.
Keris Pangeran Diponegoro ini diserahkan secara simbolis saat pertemuan Raja Willem dan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa (10/3/2020).
Keris milik Pangeran Diponegoro yang kini kembali ke tanah air memiliki warna kuning dibagian sarungnya dan warna cokelat dibagian gagang.
Keris tersebut dipajang rapi dalam sebuah kotak kaca.
Sebelum kembali, keris milik Pangeran Diponegoro tersebut tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.
Keberadaan keris Pangeran Diponegoro ini sempat menjadi teka-teki setelah Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) bubar.
KKZ merupakan tempat koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda.
Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Pangeran Diponegoro
Baca: Perang Diponegoro (1825-1830)
Berbagai proses penelitian dilakukan oleh para peneliti Indonesia maupun Belanda untuk membuktikan kebenaran kepemilikan keris.
Hingga akhirnya keris tersebut bisa kembali ke Indonesia, setelah dua abad berada di Belanda.
Dari banyaknya peneliti yang terlibat, satu diantaranya adalah sejarawan Universitas Gadjah Mada, Dr. Sri Margana.
Dalam proses verifikasi di bulan Februari 2020 lalu, Sri Margana mengaku memiliki sedikit perbedaan pendapat dengan tim peneliti Belanda tentang salah satu dari tiga hewan yang diukirkan pada keris itu.
Tim awalnya menyatakan jika hewan ketiga adalah singa, harimau, atau gajah.
Namun saat melihat langsung obyeknya, Sri Margana memastikan bahwa binatang yang diinterpretasukan sebagai gajah, singa, atau harimau itu sebenarnya adalah Naga Siluman Jawa.
“Dari ukiran Naga Siluman Jawa ini saya berkeyakinan bahwa keris ini adalah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman itu.
Kesimpulan saya diamini oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid, yang juga seorang sejarawan, Duta Besar RI untuk Belanda serta saudara Bonnie Triyana, sejarawan yang juga jurnalis yang menjadi bagian dari delegasi Indonesia,” papar Margana seperti dikutip dari website UGM.
Sri Margana juga menuturkan perjalanan panjang tentang kembalinya Keris Pangeran Diponegoro.
Sri Margana menuturkan jika Museum Volkenkunde di Leiden sebenarnya sudah mencoba mencari Keris Diponegoro sejak tahun 1984.
Orang pertama yang melakukannya adalah Pieter Pott kurator museum dan kemudian menjadi Direktur Museum.
Kemudian diikuti oleh Prof. Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, Johannad Leifeldt (1917) dan Tom Quist (2019).
Dari penelitian empat peneliti tersebut ditemukan ada tiga keris yang diduga milik Pangeran Diponegoro.