TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kamis (5/3/2020) Arab Saudi mengumumkan bahwa Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah akan ditutup.
Penutupan Masjid akan dilaksanakan satu jam setelah salat Isya hingga satu jam sebelum salat Subuh setiap harinya.
Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terbaru untuk risiko penyebaran virus corona di Arab Saudi.
Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi telah resmi menangguhkan semua kegiatan Umrah pada Rabu (26/2/2020) karena khawatir dengan penyebaran virus corona.
Baca: Dampak Corona, Arab Saudi Dikabarkan Tangguhkan Umrah Setahun, Larang Peziarah ke Masjid Nabawi
Baca: Arab Saudi Stop Visa Umrah dan Turis, Jamaah Indonesia Terlantar di Bandara Soekarno-Hatta
Baca: Dampak Corona, Arab Saudi Dikabarkan Tangguhkan Umrah Setahun, Larang Peziarah ke Masjid Nabawi
Pihak berwenang mengosongkan Masjidil Haram sebagai persiapan untuk sterilisasi, setelah penangguhan kunjungan Umrah pekan lalu.
Dilansir dari arabnews.com, seorang pejabat Saudi mengatakan bahwa operasi pembersihan Masjidil Haram adalah sebuah tindakan sementara, yang sebelumnya belum pernah terjadi dan dilakukan.
Namun, lantai atas tetap dibuka untuk ibadah salat.
Pada Kamis (5/3/2020) beredar sebuah video di media sosial yang menunjukkan Mataf, tempat jamaah Haji dan Umrah mengelilingi Ka’bah, terlihat sepi dan kosong.
Baca: Arab Saudi Stop Visa Umrah dan Turis, Jamaah Indonesia Terlantar di Bandara Soekarno-Hatta
Baca: Kemenag Beri Tanggapan Terkait Penangguhan Visa Umrah Sementara yang Dilakukan Arab Saudi
Daerah Mataf dan daerah di antara bukit Safa dan Marwah di mana jamaah Haji dan Umrah melakukan ritual yang disebut Sa’i akan tetap ditutup hingga larangan Umrah dicabut.
Kini membawa makanan dan minuman ke Masjid juga dilarang dan akses ke wadah Zamzam sementara akan dihentikan.
Kamar Suci di Masjid Nabawi di Madinah yang di dalamnya terdapat makan Nabi Muhammad dan dua temannya, Abu Bakar Siddiq dan Omar ibn Al-Khattab, juga akan ditutup untuk jamaah.
Tindakan-tindakan penutupan situs keagamaan di Mekah tersebut dilakukan Kerajaan Arab Saudi untuk mencegah penyebaran virus corona.
Sementara, Kerajaan Arab Saudi menuduh Iran meningkatkan ancaman global ketika negara tersebut tidak mendokumentasikan dengan baik kedatangan dan keberangkatan pengunjung asing di Iran.
Baca: Virus Corona Meluas, Sejumlah Negara Ganti Jabat Tangan dengan Cara Ini, Iran Saling Sentuhkan Kaki
Baca: Gara-Gara Virus Corona Melonjak, Iran Batalkan Salat Jumat
Kementerian Kesehatan Arab Saudi sebelumnya mengumumkan bahwa terdapat lima orang asal Arab Saudi yang dinyatakan positif COVID-19 setelah kembali dari Iran, melalui Bahrain dan Kuwait.
Kelima orang tersebut tidak mengatakan dan tidak mengaku bahwa mereka pernah berada di Iran.
Kerajaan mengecam tindakan tidak bertanggung jawab dari dibolehkannya warga Saudi masuk ke Iran tanpa menunjukkan paspor mereka, pada saat ada wabah virus corona di Iran.
Hal ini menurut kerajaan adalah bukti bahwa Iran bertanggung jawab atas ‘kekacauan’ yang terjadi di Arab Saudi.
Perilaku semacam itu menimbulkan ancaman kesehatan publik yang serius bagi komunitas global, melemahkan upaya pertahanan internasional, dan menempatkan komunitas pada risiko yang lebih besar.
Kerajaan mendesak seluruh warga Arab Saudi yang telah mengunjungi Iran akhir-akhir ini untuk menghubungi Kementerian Kesehatan Arab Saudi agar tindakan pencegahan bisa segera dilakukan.
Baca: Wakil Menteri Kesehatan Iran Positif Corona, Menyadari Gejalanya Ketika Melakukan Konferensi Pers
Baca: Wamen Kesehatan Iran Positif Virus Corona, Batuk dan Berkeringat saat Konferensi Pers
Sedangkan warga Arab Saudi yang saat ini sedang berada di Iran didesak untuk melaporkan kunjungan mereka sesaat setelah kembali dari Iran.
Warga negara yang secara sukarela melaporkan kunjungan mereka ke Iran dalam waktu 48 jam setelah pengumuman ini tidak akan diminta untuk tunduk pada Hukum Dokumen Perjalanan (Travel Document Law) dan peraturan atau prosedur terkait.
Prioritas Arab Saudi adalah untuk memastikan kesehatan dan keselamatan warga negara yang telah mengunjungi Iran, dan keluarga mereka.
Seorang pejabat kerajaan menegaskan bahwa warga negara Saudi tidak boleh melakukan perjalanan ke Iran dengan alasan apapun, dan siapa pun yang mengabaikan ini akan menghadapi dampak hukum yang serius.
Pejabat ini meminta otoritas Iran untuk mengungkapkan identitas warga negara Saudi yang telah secara ilegal mengunjungi Iran sejak 1 Februari, dan menambahkan bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas semua warga Saudi yang tidak melaporkan kunjungan mereka dan terinfeksi di Iran.
Sementara itu di lain negara, terdapat 7 warga Palestina yang bekerja di sebuah hotel di Betlehem dipastikan positif virus corona.
Oleh karena itu, pemerintah setempat telah menyatakan travel ban atau larangan kepada turis selama dua minggu.
Italia juga telah menutup semua sekolah selama setidaknya 10 hari, dan Iran menutup lembaga pendidikan hingga April.
California juga telah menyatakan keadaan darurat di negaranya setelah kasus kematian pertama warganya yang terkena virus corona.
(Tribunnewswiki.com/Ron)