TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Kesehatan belum mau ikuti Australia dan Amerika jemput WNI di Kapal Diamond Princess: taruhannya besar.
Beberapa waktu lalu, kejadian di kapal pesiar bernama Diamond Princess yang sudah berada di lepas pantai Jepang sejak Senin (3/2/2020) mengejutkan publik.
Pasalnya, kapal pesiar mewah tempat orang-orang berlibur dan bersenang-senang ini tiba-tiba berubah menjadi 'kamp kematian'.
Virus corona yang memang tengah menyebar di berbagai negara, menyebar di antara para penumpang kapal pesiar senilai 500 juta dollar AS (setara Rp 6,8 triliun) itu.
Kapal pesiar itu berisi orang-orang dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Bahkan, kabar terbaru mengatakan 9 orang WNI positif terinfeksi virus corona.
Baca: Kemenkes Tekankan Indonesia Tak Buru-buru Bawa Pulang WNI yang Dikarantina di Kapal Diamond Princess
Baca: 27 WNI Terjebak di Kapal Diamond Princess, 4 Orang Terinfeksi Virus Corona, Ini Tanggapan Terawan
Sementara itu, kini pemerintah masih terus merumuskan langkah untuk menjemput 74 warga negara Indonesia (WNI) di kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang.
Pemerintah ingin memastikan langkah penjemputan tersebut tidak menyebabkan terjadinya penyebaran virus Corona (Covid-19) di tanah air.
"Pemerintah menjaga yang 260 juta (masyarakat) ini tetap bisa survive sembari kita melakukan tindakan-tindakan untuk menyelamatkan masyarakat kita yang ada di Jepang," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020) dikutip TribunnewsWiki dari Kompas.com.
"Tidak boleh sekedar kita dipengaruhi oleh sebuah keputusan yang gegabah, tidak boleh. Taruhannya besar sekali. Jadi saya minta juga para media ikut membantu supaya kita green zone," lanjut dia.
Apalagi sampai saat ini Indonesia masih bebas dari virus Corona yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu.
Sementara, sudah terdapat empat WNI kru kapal pesiar Diamond Princess yang terinfeksi virus Covid-19.
Menurut Terawan, saat ini pemerintah RI dan Jepang masih terus bernegosiasi mengenai dengan cara apa WNI dijemput. Apakah dengan kapal atau pesawat.
Pemerintah juga masih memikirkan langkah penanganan di dalam negeri setelah mereka dipulangkan.
"Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," kata dia.
Terawan pun mencontohkan sejumlah negara yang sudah buru-buru menjemput warganya dari China, misalnya Amerika Serikat dan Australia.
Menurut Terawan, wabah virus corona merebak di negara itu karena pemerintahnya terburu-buru memulangkan warganya.
"Contoh sekarang, apa negara yang keburu-buru ngambil, coba, Australia itu kan dari negatif jadi positif kan. Kita mau seperti itu? Amerika sama juga kan? Masak mau ngikutin yang seperti itu?" kata dia.
Menurut dia, Indonesia sangat hati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan badan kesehatan dunia.
Pemerintah tak hanya mengambil keputusan berdasarkan keinginan WNI di kapal Diamond Princess.