TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang perempuan dengan alergi makanan mengandung kacang-kacangan menyebut dirinya hampir mati saat berada di kabin pesawat.
Beth Parr-Standen (21) adalah penderita alergi kacang yang terpapar bau makanan dengan kandungan kacang milik penumpang lain di dalam kabin pesawat.
Bau dari camilan kacang di ruang sempit di dalam kabin pesawat kemudian memicu reaksi alergi yang diderita Beth.
Akibat kejadian ini, Beth mengalami 'syok anafilaktik' dan harus dibawa ke rumah sakit.
"Syok anafilaktik atau anafilaksis merupakan reaksi alergi berat karena dapat mengancam nyawa penderitanya. Reaksi alergi ini berkembang cepat dan membutuhkan penanganan medis segera. Kondisi ini terjadi dalam hitungan detik atau menit setelah penderita terpapar oleh penyebab alergi."
Beth mengecam maskapai penerbangan Jet2 lantaran dinilai gagal menghentikan sebuah keluarga makan selai kacang saat di dalam pesawat.
Ia sempat memberitahu pihak maskapai tentang kondisinya dan kru kabin untuk tidak makan kacang-kacangan selama penerbangan.
Namun, sebuah penumpang lain yaitu keluarga di dalam kabin dilaporkan tetap memberi anak-anak mereka hazelnut saat pesawat bersiap berangkat dari Manchester ke Tenerife, dilansir Mirror, Sabtu (15/2/2020).
Baca: 10 Cara Turunkan Berat Badan tanpa Olahraga: Sauna hingga Konsumsi Kacang-kacangan Tiap Hari
Alergi Beth
Beth menyebut dirinya hampir mati saat berada di dalam kabin pesawat.
"Hampir saja aku mati. Mereka harusnya ditangkap karena percobaan pembunuhan," sesalnya.
"Meski ibuku sudah berteriak karena aku bisa mati dan meminta bantuan, mereka tetap saja makan. Mereka justru bilang tak mendengar pengumuman"
"Mereka bilang alergiku tak ada bedanya dengan menjadi vegetarian. Kalo gitu, aku harus terbang terpisah (dengan mereka) apabila masalahnya jadi besar begini," katanya.
"Mereka adalah orangtua dan tiga anak dengan kakek-nenek di sebelahnya. Mereka punya camilan stik biskuit dan selai cokelat Nutella.
"Tenggorokanku tiba-tiba (terasa) menutup saat mereka membukanya (Nutella). Aku kesulitan bernafas,"
"Aku tak pernah menyangka reaksi mereka seperti itu (saja) saat mengetahui alergi saya. Luar biasa tidak berperasaan, terutama di zaman sekarang ini. Bahkan saat awak kabin tiba, mereka tak berhenti (memakannya). Staf pesawat juga tak tahu apa yang harus dilakukan,"
"Syukurlah, ibu memberikanku EpiPen, dalam hitungan detik menyelamatkan hidupku," tambahnya.
Beth, perempuan asal Wirral, Merseyside, mengaku ibunya telah memberi tahu pihak Jet2 mengenai alergi yang dideritanya.
Ibunya telah memperingatkan pihak maskapai selama empat kali sebelum tanggal perjalanan, dan sekali saat check-in.
"Kami yakin (pada awalnya) akan baik-baik saja. Awak kabin (selanjutnya) membuat pengumuman, namun saat mulai naik, ada beberapa penumpang yang mungkin tak mendengar," katanya.
Baca: Bubur Kacang Hijau