"Anak saya hilang dan ditemukan sudah meninggal dunia," kata wanita berkerudung coklat itu.
Hotman Paris berharap kasus ini menjadi perhatian aparat berwenang di daerah setempat.
"Mohon jadi perhatian Polsek Samarinda Ulu dan juga Kapolres Samarinda," kata Hotman Paris.
Baca: Kisah Yosia, Polwan Tangguh yang Kerap Ungkap Kasus Besar Narkoba: Pernah Takut Ketahuan dan Dibunuh
Baca: Kisah Tragis Basoeki Abdullah, Pelukis Indonesia Terkenal di Dunia yang Dibunuh Tukang Kebunnya
Keluarga Meyakini, Kematian YF Bukan Hanya soal Kelalaian
Seperti diketahui jasad balita benama YF ditemukan dalam kondisi mengenaskan yakni tanpa organ tubuh yang lengkap.
Jasadnya ditemukan tanpa kepala dipinggiran sungai dekat rumah yang berlokasi di Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu.
YF sempat dikabarkan hilang dari PAUD hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi mayat tanpa kepala.
Orangtua korban yakni Bambang Sulistio dan Melisari mengaku sudah mengetahui jika kedua guru sekaligus pengasuh PAUD anaknya ditetapkan tersangka oleh aparat kepolisian.
"Ya memang keduanya pengasuh YF, ya bersyukur sudah ditetapkan," kata ayah balita YF, Bambang Sulistyo, Selasa (21/1/2020) kepada Tribunkaltim.co.
"Saya rasa pengungkapan kasus ini sudah bagus dan baik," katanya.
"Kami juga berterimakasih untuk penetapan tersangka memang melalui tahapan yang tidak sebentar," lanjutnya
Kendati demikian, orangtua YF masih belum percaya sepenuhnya dengan penjelasan polisi soal penyebab kematian anaknya.
Mereka masih menduga anaknya tewas akibat tindakan kejahatan.
"Sebenarnya kami tidak terlalu senang. Mudahan di tahap penyidikan semua fakta yang terpendam bisa terungkap. Para penyidik tentu punya trik," kata Bambang, Selasa (22/1/2020) malam mengutip Kompas.com.
Menurut ayah korban, anaknya tidak mungkin jatuh ke selokan dan terbawa arus dari PAUD Jannatul Athfaal di Jalan Wahab Syahranie ke anak sungai di Jalan Antasari, Samarinda, Kalimantan Timur, yang jaraknya mencapai empat kilometer.
Terlebih, kata Bambang, saluran drainase yang terhubung dari lokasi hilangnya YF ke lokasi penemuan jasad korban banyak sekali hambatan.
Salah satunya teralis besi penyaring sampah yang dipasang di beberapa titik sepanjang saluran air itu.
Menurut Bambang, mustahil tubuh anaknya lolos dari hambatan teralis besi atau sedimentasi parit yang nyaris menutup ruang drainase.
Bambang juga meragukan, anaknya tewas hanya karena kelalaian pengasuh di PAUD Jannatul Athfaal.
Sebab, ia masih meyakini jika puranya merupakan korban tindak kejahatan hingga bagian kepalanya hilang.
"Motif kami berbeda. Bukan kelalaian tapi yakin ada tindak pidananya," kata Bambang.
Pernyataan serupa disampaikan ibunda korban yakni Melisari.
Menurutnya, jika anaknya tewas karena tercebur ke selokan, tidak mungkin ditemukan dalam kondisi yang tidak wajar.
"YF tidak mungkin terseret. Kondisi tubuh tidak wajar," ungkapnya.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur/TribunnewsBogor.com)