TRIBUNNEWSWIKI.COM - Klub kaya raya asal Inggris, Manchester City resmi dihukum oleh UEFA terkait skandal manipulasi laporan keuangan mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan temuan UEFA, Manchester City disebut telah melakukan pelebih-lebihan catatan pendapatan sponsor klub demi menghindari aturan Financial Fair Play (FFP) yang diterapkan federasi sepak bola Eropa tersebut.
Financial Fair Play (FFP) adalah peraturan yang harus dipatuhi oleh semua klub yang berpartisipasi dalam kompetisi naungan UEFA, disusun pada 2009 dan mulai diperkenalkan pada awal musim 2011/12.
Klub harus menyeimbangkan neraca keunagan mereka selama tiga musim berurutan.
Penghasilan dari klub seperti tiket pertandingan, pendapatan TV, iklan, sponsor, penjualan pemain, dan hadiah uang termasuk dalam catatan keuangan yang masuk fitur penghitungan untuk FFP.
Baca: Terbukti Manipulasi Laporan Keuangan, Manchester City Dihukum UEFA Dua Tahun Larangan Main di Eropa
Baca: Jika Liverpool Juara Liga Inggris, Juventus Sodorkan Rp 2,6 Triliun untuk Rekrut Virgil Van Dijk
Ada berbagai sanksi yang bakal berlaku andai klub tidak patuh pada FFP.
Mulai dari sanksi teguran, peringatan, diskualifikasi, larangan berpartisipasi di kompetisi naungan UEFA, bahkan pencabutan gelar juara.
Selain itu, klub-klub yang melanggar aturan FFP juga bisa dikenai denda, pengurangan poin, larangan transfer pemain dan pembatasan registrasi untuk kompetisi di Eropa.
Berikut pernyataan resmi hukuman terhadap Manchester City yang Tribunnewswiki.com kutip dari laman resmi UEFA pada Sabtu (15/2/2020):
“Menyusul sidang yang diadakan pada 22 Januari 2020, Adjudicatory Chamber UEFA yakni Club Financial Control Body (CFCB), yang diketuai oleh José da Cunha Rodrigues, hari ini (Jumat, 14/2/2020 waktu Swiss) telah memberi tahukan bahwa Manchester City Football Club tentang keputusan akhir tentang kasus yang dirujuk oleh Kepala Investigator CFCB.”
“Setelah mempertimbangkan semua bukti, Adjudicatory Chamber telah menemukan bahwa Manchester City Football Club melakukan pelanggaran serius terhadap Peraturan UEFA Club Licensing dan Financial Fair Play Regulation dengan melebih-lebihkan pendapatan sponsor dalam akun-akunnya dan break-even point yang diserahkan ke UEFA antara 2012 dan 2016.”
“Adjudicatory Chamber juga menemukan bahwa dalam pelanggaran peraturan, Manchester City gagal bekerja sama dalam penyelidikan kasus ini oleh CFCB.”
“Adjudicatory Chamber telah menjatuhkan sanksi disiplin pada Manchester City Football Club dengan dikeluarkan dari partisipasi di kompetisi klub dibawah naungan UEFA dalam dua musim berikutnya (musim Musim 2020/21 dan 2021/22) dan membayar denda sebesar 30 juta euro,” demikian pernyataan UEFA terkait hukuman untuk Manchester City.
Baca: Diisukan Keluar dari Barcelona, Media Inggris Buat Simulasi Messi Main di Manchester City
Baca: Brexit Berlaku 31 Januari, Inilah Dampaknya Terhadap Bursa Transfer Liga Inggris
Siapa diuntungkan dari situasi Manchester City?
Manchester City sendiri dalam beberapa musim terakhir selalu menjadi langganan di kompetisi teratas Eropa, Liga Champions.
Tidak adanya kompetisi sepak bola Eropa tentu akan menyebabkan hilangnya pendapatan besar Manchester City dari kompetisi tersebut.
Di samping itu, pemain-pemain bintang yang mereka bidik dalam bursa transfer ke depan mungkin saja tak ingin bergabung ke klub itu karena tak bisa bermain di Liga Champions.
Hal ini masih diperparah dengan kemungkinan para pemain andalan Manchester City akan hijrah ke klub lain, jika klub mereka nantinya resmi dihukum dua tahun tak bisa bermain di Liga Champions oleh UEFA.
Baca: Selain Basket, Sosok Kobe Bryant Dikenal Fasih Berbahasa Italia, Suka Sepak bola dan AC Milan
Baca: Liga Italia: Setelah Kapten Manchester United, Inter Milan Kembali Borong Pemain dari Liga Inggris
Di samping probelm internal akan menggeregoti, beberapa klub pesaing pun akan mendapat keuntungan jika hukuman untuk Manchester City oleh UEFA terealisasi di masa depan.
Andai Manchester City kalah dalam banding ke CAS, mereka tak dapat berpartisipasi ke Liga Champions 2020-21 dan peringkat kelima klasemen akhir akan otomatis mendapatkan jatah ke Liga Champions yang seharusnya milik Manchester City.