Terjangkit Virus Corona, Pejabat Publik Korea Utara Ditembak Mati setelah Pergi ke Pemandian Umum

Seorang pejabat publik di Korea Utara yang diduga terjangkit coronavirus, dieksekusi karena ia pergi ke pemandian umum, ia seharusnya dikarantina


zoom-inlihat foto
orang-orang-mengenakan-masker-s-y3.jpg
KIM WON-JIN / AFP
ILUSTRASI - Orang-orang mengenakan masker saat berjalan di daerah Pyongyang, Korea Utara, 6 Februari 2020. Diduga Terjangkit Virus Corona, Pejabat Korea Utara Ditembak Mati karena Pergi ke Pemandian Umum


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang pejabat publik di Korea Utara yang diduga terjangkit coronavirus, dieksekusi karena ia pergi ke pemandian umum sementara ia seharusnya dikarantina.

Sebuah laporan di Korea Selatan mengklaim hal tersebut, seperti dikutip dari DailyMail pada Kamis (13/2/2020).

Pegawai di bidang perdagangan itu ditangkap dan langsung ditembak mati setelah mengunjungi pemandian umum, seperti dilaporkan surat kabar Dong-a Ilbo.

Pejabat itu seharusnya ditempatkan dalam isolasi setelah melakukan perjalanan ke China.

Kim Jong-un juga memberi perintah pengawasan ketat pada tempat karantina itu dengan hukum militer.

Baca: Warga China Positif Terjangkit Coronavirus setelah Seminggu Liburan di Bali dan Naik Lion Air

Korea Utara belum mengkonfirmasi kasus virus tersebut, tetapi telah mengambil langkah drastis untuk menghentikan penyebarannya di perbatasan Korut dengan China.

Kim Jong Un ketika mengunjungi situs pembangunan pabrik pupuk di Sunchon, Provinsi Prongan Selatan, Korea Utara pada Rabu (8/1/2020).
Kim Jong Un ketika mengunjungi situs pembangunan pabrik pupuk di Sunchon, Provinsi Prongan Selatan, Korea Utara pada Rabu (8/1/2020). (kcna.kp)

Pegawai di bidang perdagangan ini dilaporkan dikarantina, berdasar kebijakan untuk mengisolasi siapa pun yang pernah ke China atau melakukan kontak dengan orang-orang Cina.

Dia dikatakan telah melanggar titah Kim Jong-un yang 'memerintahkan penghukuman secara militer' terhadap siapa saja yang meninggalkan karantina tanpa persetujuan/ijin.

Seorang pejabat lain dikatakan telah diasingkan ke sebuah perkebunan Korea Utara setelah mencoba menutupi perjalanannya ke China.

Pejabat kedua ini dilaporkan adalah seorang anggota rahasia Badan Keamanan Nasional.

Baca: Belum Ada Penderita, Namun Indonesia Berpotensi Rugi 56 T Akibat Wabah Virus Corona, Bagaimana Bisa?

Klaim tentang pejabat/ pegawai pemerintah yang dieksekusi adalah hal biasa di Korea Utara dan sangat sulit untuk diverifikasi.

Tahun lalu, desas-desus tersebar luas bahwa seorang pejabat tinggi telah diasingkan karena pertemuan puncak yang gagal dengan Donald Trump.

Namun isu ini terbukti tidak benar ketika ia terlihat bersama Kim di depan umum.

Kemarin Pyongyang mengumumkan bahwa karantina telah diperpanjang menjadi 30 hari.

Batas karantina ini melampaui periode 14 hari yang direkomendasikan oleh badan kesehatan dunia (WHO).

Lembaga pemerintah dan orang asing yang tinggal di Korea Utara diharuskan mematuhinya 'tanpa syarat', kata media Korea Utara.

Korea Utara hampir sepenuhnya menutup perbatasan dengan China.

Padahal China adalah satu-satunya sekutu diplomatiknya.

Baca: Kemenkes Bantah Kabar Warga Negara China Positif Terkena Virus Corona setelah Berkunjung dari Bali

Penerbangan telah dikurangi sementara jalan dan rel kereta ditutup atau sangat dibatasi, sementara turis asing telah dilarang masuk.

Zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan sudah sangat dibentengi dan sangat sedikit orang yang melewatinya.

Pyongyang juga menangguhkan operasi di kantor penghubung yang telah mereka jalankan bersama dengan Korea Selatan yang terletak di utara perbatasan.

Media pemerintah melaporkan bahwa Palang Merah Korea Utara telah dikerahkan ke 'daerah yang rawan' di seluruh negeri untuk memantau orang-orang dengan gejala virus corona.

"Mereka sedang menyebarkan informasi dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai metode di tempat-tempat umum untuk memperkenalkan pengetahuan medis umum tentang epidemi," lapor KCNA.

Puluhan ribu pekerja Korea Utara diyakini bekerja di China sebelum perintah PBB agar Beijing mengirim mereka kembali pulang pada bulan Desember.

Tidak diketahui berapa banyak dari mereka yang kembali ke kampung halaman.

Pejabat WHO yang berpusat di Pyongyang mengatakan mereka tidak mengetahui adanya kasus coronavirus yang telah terkonfirmasi.

Namun, beberapa media Korea Selatan melaporkan banyak kasus dan bahkan kemungkinan kematian akibat virus ini di Korea Utara.

Korea Utara mengambil tindakan karantina keras yang serupa selama penyebaran SARS 2002-2003 lalu, yang juga terjadi di Cina.

Korea Utara tidak melaporkan kasus SARS pada saat itu.

Seorang pekerja dari dinas kebersihan dan desinfeksi menyemprotkan desinfektan di kereta sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran virus baru yang berasal dari kota Wuhan di Cina di stasiun kereta api Suseo di Seoul pada 24 Januari 2020. Korea Selatan pada 24 Januari mengkonfirmasi kasus kedua dari virus seperti SARS yang telah menewaskan sedikitnya 26 di Cina, karena kekhawatiran meningkat tentang wabah yang lebih luas. Hong Yoon-gi / AFP
Seorang pekerja dari dinas kebersihan dan desinfeksi menyemprotkan desinfektan di kereta sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran virus baru yang berasal dari kota Wuhan di Cina di stasiun kereta api Suseo di Seoul pada 24 Januari 2020. Korea Selatan pada 24 Januari mengkonfirmasi kasus kedua dari virus seperti SARS yang telah menewaskan sedikitnya 26 di Cina, karena kekhawatiran meningkat tentang wabah yang lebih luas. Hong Yoon-gi / AFP (Hong Yoon-gi / AFP)

Korea Utara Tutup Rapat Perbatasannya

Korea Utara menutup rapat-rapat perbatasan negara itu dengan China.

Konon kabarnya, lima penduduk di negara itu sudah terjangkit virus corona, seperti dilansir oleh Intisari yang mengutip dari Daily Star, pada Senin (10/2/2020), 

Sejak mewabahnya virus tersebut, Korut telah menetapkan karantina wajib selama berminggu-minggu untuk orang asing yang baru tiba.

Dia juga mengunci penjalanan lintas batas dengan negara itu.

Kabar lainnya seperti dikutip dari Daily North Korea ada lima orang meninggal setelah demam di rumah sakit Sinuju, Korut.

Situasi ini tampaknya adalah kabar terburuk dari negara yang dipimpin Kim Jong-Un tersebut, karean virus corona bisa mengancurkan negara itu.

Menurut Dailystar, virus corona bisa menghancurkan negara itu, karena mereka tidak memiliki kemampuan memerangi epidemi.

Dengan populasi lebih dari 25 juta orang, wabah itu bisa mengancrukan Korea Utara karena negara tersebut terlalu miskin.

Sarjana Korea Utara Profesor Robert E.Kelly mengungkapkan kebobrokan negara tersebut.

Pada masa lalu Korut pernah mengalami kelaparan di mana hal itu menyebabkan kehancuran negara komunis itu hingga menewaskan 3,5 juta jiwa.

Korea Utara juga mengatakan virus itu adalah "pertarungan" dan merupakan masalah bagi "kelangsungan hidup" negara.

Baca: Korea Utara Disebut Tutupi Kasus Virus Corona, Mayat Dibuang, Dokter Bocorkan Kondisi Terkini

Profesor Kelly, dari Universitas Nasional Pusan, mengatakan, "Korea Utara tidak memiliki dokter, rumah sakit, cadangan obat-obatan, peralatan medis modern, dan sebagainya untuk merespons secara memadai dan mencegah penyebaran spiral."

"Epidemi akan, seperti yang disadari rezim itu sendiri, adalah masalah kelangsungan hidup nasional," katanya

Dia menambahkan, "Pyongyang tidak memiliki sumber daya maupun budaya administratif transparansi, empirisme yang terpisah dari ideologi, teknokrasi untuk menanggapi epidemi yang sebenarnya."

"Bantuan asing yang berkelanjutan dan, gagal itu, penindasan brutal hampir pasti diperlukan untuk mencegah wabah lokal," jelasnya.

Profesor juga sistem perawatan kesehatan Korea Utara telah "rusak selama beberapa dekade" dan tidak akan mampu mengatasinya.

Selain itu mantan dokter Korea Utara Choi Jung-hun juga ungkapkan hal serupa, yang menyebut Pyongyang tidak memiliki sumber daya melakukan karantina skala penuh.

Dia bekerja pada wabah campak di dalam negeri pada 2006 hingga 2007 dan mengatakan petugas medis tidak siap untuk melawan.

"Masalahnya di Korea Utara adalah bahwa manual tidak diikuti," dokter menjelaskan.

"Ketika tidak ada cukup makanan yang disediakan untuk orang-orang di rumah sakit dan fasilitas karantina, orang-orang melarikan diri untuk mencari makanan."

Sementara itu Korea Utara menghadapi ancaman menyegel perbatasannya dan memperburuk ekonomi yang sudah hancur.

(Tribunnewswiki.com/Ekarista)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved