Padahal baginya kawasan Korat dikenal dengan kawasan yang damai.
Di pemakaman kota, Natthawut Karnchanamethee masih berduka atas meninggalnya sang putra yang masih berusia 13 tahun.
"Dia satu-satunya putra saya. Saya selalu mengizinkan dia melakukan apa yang dia senangi. Saya juga tak pernah menuntut apapun pada anak saya. Saya hanya ingin dia tumbuh menjadi orang yang baik," ucap Natthawut Karnchanamethee.
Ketika malam doa bersama Minggu (9/2/2020) lalu, Lapasrada Khumpeepong (13) juga memberikan tanggapan.
Ketika peristiwa tersebut terjadi, dirinya dan sang ibu berada di lokasi kejadian dan ketakutan.
Lapasrada Khumpeepong dan sang ibu berlindung di toiletb mal Terminal 21 dan terjebak selama 5 jam.
Lapasrada Khumpeepong juga menuliskan ucapan duka di papan yang disediakan untuk para peziarah.
"Terima kasih pada mereka yang telah mengorbankan diri sehingga orang lain bisa tetap selamat. Tanpa kalian (korban) kami mungkin tidak akan berada di sini hari ini," tulis Lapasrada Khumpeepong .
Serangan membabi buta Jakraphanth
Diinformasikan sebelumnya, pelaku penembakan massal mulai melakukan aksi brutalnya sekitar pukul 15:30 waktu setempat (08:30 GMT).
Dikutip dari bbc.com, mulanya Jakraphanth Thomma membunuh sang komandan, Kolonel Ananrote Krasae (48) eorang lansia bernama Anong Mitchan (63).
Satu korban lainnya yang merupakan rekan seprofesi ditemukan masih bertahan hidup dengan luka tembak.
Ketiganya ditemukan oleh kepolisian di sebuah rumah di wilayah Tambon Nongjabcok.
Pelaku kemudian mencuri senapan serbu jenis M60 dan Heckler & Koch (HK) beserta 770 buah amunisinya.
Tak hanya itu, Jakraphanth juga mencuri kendaraan militer jenis Humvee yang digunakannya untuk menuju pusat kota distrik tersebut.
Serangan pertama dilakukan di sekitar kawasan kuil Buddha.
Di lokasi tersebut pelaku membunuh sekitar 10 orang warga sipil tanpa pandang bulu sembari mengemudikan Humvee.
Hingga akhirnya pelaku menuju ke pusat perbelanjaan Terminal 21, di pusat kota Nakhon Ratchasima (Korat) yang berlokasi di sebelah timur laut Bangkok.
Beberapa media Thailand telah mengunggah video ketika Jakraphanth Thomma melakukan aksi kejamnya.
Dalam video yang beredar, pelaku yang mengenakan seragam militernya tersebut keluar dari mobil militer diikuti dengan serangan tembakan beruntun.