Obat Flu dan HIV Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona, Benarkah? Begini Penjelasannya

Menurut Somsak, terlalu dini untuk menyatakan obat flu dan HIV ini dapat diaplikasikan pada semua kasus virus corona


zoom-inlihat foto
pasien-virus-corona-di-china.jpg
South China Morning Post
Jumlah kasus virus korona yang diketahui melonjak 1.737 menjadi 7.771 di Cina pada Kamis, (30/1/2020) pagi termasuk kasus pertama yang dikonfirmasi di Tibet, menurut otoritas kesehatan, meningkatkan total global menjadi hampir 8.000 - dan mendekati total infeksi di seluruh dunia dalam wabah SARS tahun 2002-2003. (South China Morning Post)


Informasi terkait sembuhnya pasien virus corona itu disampaikan langsung oleh Kementerian Kesehatan Thailand melalui sebuah konferensi pers, Minggu (2/2/2020).

Dalam kesempatan itu, hadir pula dokter yang menjadi peramu obat-obatan tersebut, dr. Kriengsak Atipornwanich, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Rajavithi.

"Hasil uji lab dari seorang pasien yang positif virus corona berubah menjadi negatif virus setelah 48 jam. Dari kondisi lemah, pasien itu kini dapat duduk di ranjang rumah sakit setelah 12 jam diberikan obat tersebut," kata Kriengsak.

Baca: Perdana Menteri Jepang Angkat Bicara Mengenai Isu Pembatalan Olimpiade Tokyo Akibat Virus Corona

Baca: Viral Anjing dan Kucing Dilempar dari Jendela hingga Tewas, Pemilik Takut Tertular Virus Corona

Pasien yang sembuh dari virus corona bisa kembali terinfeksi

Dikutip Kompas.com dari South China Morning Post (SCMP), pada Jumat (31/1/2020), ahli medis memperingatkan para pasien yang telah sembuh dari virus corona.

Menurut ahli medis tersebut, para pasien tersebut masih memiliki risiko untuk terinfeksi kembali.

Mereka juga menganjurkan orang-orang untuk menghindari perkumpulan massa atau bahkan menari di taman kota dan alun-alun.

Kepala Bagian Penyakit Menular di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, Zhan Qingyuan, mengungkapkan bahwa orang-orang yang sudah memiliki virus di dalam tubuhnya akan mengembangkan antibodi.

Akan tetapi, orang-orang tersebut harus tetap waspada sehingga mereka tidak sakit lagi.

"Antibodi mungkin tidak bertahan lama. Jadi, masih ada risiko pasien yang pulih ini akan terinfeksi lagi. Mereka harus terus menjaga diri mereka agar tetap terlindungi," ungkap Zhan.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved