TRIBUNNEWSWIKI.COM – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara setelah dirinya merasa terusik karena pemerintahannya selalu disalahkan terkait kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Melalui catatan yang diunggah melalui akun Facebook-nya, SBY mengatakan jika dirinya awalnya tidak merasa terusik dengan keberadaan kasus Jiwasraya.
Termasuk, ketika Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak 10 tahun lalu.
“Kementerian BUMN secara eksplisit mengatakan bahwa masalah Jiwasraya bermula di tahun 2006, saya juga tak merasa terganggu. Apalagi, di tahun 2006 dulu saya tak pernah dilapori bahwa terjadi krisis keuangan yang serius di PT Jiwasraya,” kata SBY seperti dikutip dalam catatan yang diunggah melalui akun Facebook-nya, Senin (27/1/2020).
Kemudian SBY mengungkapkan jika dirinya mulai terusik ketika muncul upaya membangun opini bahwa kasus Jiwasraya terjadi di pemerintahannya.
“Namun, ketika mulai dibangun opini, dan makin kencang, bahwa seolah tidak ada kesalahan pada masa pemerintahan sekarang ini, dan yang salah adalah pemerintahan SBY, saya mulai bertanya... apa yang terjadi? Kenapa isunya dibelokkan? Kenapa dengan cepat dan mudah menyalahkan pemerintahan saya lagi?" ujarnya.
Baca: Tidak Hanya Jiwasraya dan Asabri, Ini Deretan Asuransi di Indonesia yang Pernah Terseret Kasus
Baca: SBY Dikaitkan Soal Kasus Jiwasraya, Wasekjen Partai Demokrat : Itu kebohongan Bodoh!
Ketua Umum Partai Demokrat ini juga mengungkapkan jika dirinya mengetahui jebolnya keuangan Jiwasraya itu sudah terjadi tiga tahun lalu.
Karena itu, SBY heran mengapa pemerintahannya yang disalahkan.
"Saya tahu bahwa krisis besar, atau jebolnya keuangan Jiwasraya ini terjadi tiga tahun terakhir," tuturnya.
Ia juga menceritakan bahwa banyak orang terdekatnya yang tidak suka apabila dia terus disalahkan.
Namun, SBY menegaskan, jika tidak ada lagi pihak yang merasa bersalah dan bertanggungjawab, maka tidak masalah pemerintahannya disalahkan.
"Intinya, kalau memang tak satupun di negeri ini yang merasa bersalah dan tak ada pula yang mau bertanggung jawab, ya salahkan saja masa lampau," ucapnya.
Terkait kasus Jiwasraya ini, SBY juga tak mau ikut-ikutan berkata sembarangan karena itu bukanlah karakter Presiden keenam RI ini.
“Di samping itu, saya juga percaya bahwa pada saatnya kebenaran dan keadilan akan datang. Datangnya mungkin lambat, tapi pasti,” ujarnya.
Sedangkan terkait tuduhan adanya aliran dana yang besar ke Tim Sukses SBY, ia lantas mendorong BPK untuk melakukan audit.
“Silahkan dicek apakah memang ada aliran dana ke situ,” kata SBY.
Baca: Deretan Fakta Terbaru Kasus Jiwasraya, Laba Semu sejak 2006 hingga Investasi di Saham Gorengan
Baca: Babak Baru Kasus Gagal Polis Asuransi Jiwasraya, Kejagung Kantongi Nama Pelaku
7 Saran SBY untuk selesaikan kasus Jiwasraya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyarankan pemerintah agar fokus terhadap tujuh hal berikut dalam melakukan penyelidikan dan penyelesaian kasus asuransi Jiwasraya.
Pertama, pemerintah harus dapat memastikan berapa besaran kerugian negara yang ditimbulkan akibat hal tersebut.
Meski sejumlah pihak termasuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memperkirakan bahwa kerugian negara mencapai Rp 13,7 triliun, namun investigasi atas kerugian negara harus dilakukan secara akurat.
Kedua, aparat penegak hukum perlu memastikan penyebab utama jebolnya keuangan di BUMN asuransi ini.