Berdasarkan sebuah studi tahun 2017, kelelawar memiliki proporsi virus zoonosis yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mamalia lain.
Para ahli berfikir bahwa kondisi ini disebabkan oleh kemampuan kelelawar terbang melintasi jarak geografis yang luas dengan membawa penyakit tertentu.
Kelelawar menyebarkan virus melalui kotorannya.
Jika mereka menjatuhkan kotoran di buah yang akan dimakan oleh hewan, hewan pemakan pun menjadi pembawa penyakit.
"Kami mengetahui cukup banyak virus dalam cetak biru WHO yang memiliki kaitan langsung ataupun tidak langsung dengan kelelawar," kata Munster.
Maret lalu, sebuah penelitian pun memprediksi bahwa kelelawar dapat menjadi sumber wabah jenis virus corona baru di China.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Nur Rohmi Aida/Vina Fadhrotul Mukaromah)