TRIBUNNEWSWIKI.COM - Malaysia dan Australia Beri Konfirmasi, Kini 12 Negara Terinfeksi Virus Corona, Pasien Berasal dari China.
Malaysia mengonfirmasi adanya tiga kasus infeksi virus corona pertama di negara tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, Menteri Kesehatan Dzulkefly Ahmad mengungkapkan, orang-orang yang terinfeksi adalah seorang perempuan berusia 65 tahun, dan dua cucu mereka yang masing-masing berusia 11 dan 2 tahun.
Perempuan itu adalah istri dari pria berusia 66 tahun.
Berdasarkan keterangan Otoritas Kesehatan Singapura ia dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Ketiganya merupakan warga negara Tiongkok.
Saat ini ketiganya telah dipindahkan ke Rumah Sakit Sungai Buloh di Selangor untuk mendapatkan perawatan.
Sementara, Australia juga mengumumkan kasus pertamanya.
Kasus virus corona pertama yang dikonfirmasi Australia adalah seorang pria yang diisolasi Rumah Sakit Melbourne.
Otoritas Kesehatan New South Wales saat ini memiliki tujuh kasus yang sedang diselidiki, dan mempercayai dua diantaranya positif terkena virus corona.
Keduanya merupakan pria yang baru saja kembali dari China.
Pria tersebut satu di antaranya berusia 30-an tahun dan yang lain berusia 50-an tahun.
Baca: China Konfirmasi Penyakit Virus Corona Bertambah Menjadi 830, 25 Orang Meninggal Dunia
Petugas kesehatan juga tengah menghubungi orang-orang yang mungkin berhubungan dengan mereka.
NSW Health telah menguji dan menyatakan 12 orang bersih.
Sedangkan pasien di Melbourne yang diisolasi adalah pria China berusia 50-an tahun yang baru-baru ini menghabiskan waktu di Kota Wuhan.
Saat ini ia dalam kondisi stabil di Pusat Medis Monash.
Menteri Kesehatan Victoria Jenny Mikakos menyerukan agar warga negara Australia tidak khawatir.
Dengan konfirmasi kasus virus corona dari Malaysia dan Australia, maka kini total terdapat 12 negara yang mengonfirmasi telah terjangkit virus tersebut.
Adapun negara-negara lain yang mengonfirmasi adanya kasus virus corona antara lain: China, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Nepal dan Perancis.
Virus corona menarik perhatian dunia karena mirip penyakit SARS yang pernah menewaskan ratusan orang di Hong Kong dan China pada 2002-2003.
Virus corona pertama kali diidentifikasi pada 31 Desember di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Kota Wuhan China yang diduga sebagai pusat asal virus diisolasi usai merebaknya virus ini.
Jumlah populasi masyarakat yang mencapai 11 juta dan lokasinya yang terhubung dengan berbagai wilayah lain diperkirakan membuat virus corona menyebar sampai ke kota lain, bahkan luar negeri.
Dikutip dari NBC News, telah terdapat temuan 41 pasien dengan virus corona yang mengalami kematian.
Jumlah tersebut naik, dari data sebelumnya di mana dilaporkan setidaknya terdapat 26 orang meninggal dari 830 kasus yang dikonfirmasi ada di negara itu.
Virus Corona China Berasal dari Kelelawar dan Ular?
Virus corona yang tersebar di China dan wabah SARS di tahun 2003 memiliki dua kesamaan.
Keduanya berasal dari keluarga virus corona dan ditularkan melalui hewan ke manusia.
Virus corona merupakan penyakit zoonosis.
Artinya, mereka disebarkan ke manusia dari hewan. Pasar-pasar yang menempatkan manusia dengan hewan mati atau hidup di tempat yang sama, dapat menjadi kondisi di mana virus mudah tersebar.
"Pasar hewan hidup yang diatur dengan buruk, dicampur dengan perdagangan satwa liar ilegal menjadi peluang bagi virus untuk menyebar dari inang satwa liar ke populasi manusia," kata Wildlife Conservation Society, sebagaimana dikutip Business Insider.
Baca: Virus Corona (Coronavirus)
Dalam kasus SARS, dan mungkin juga di wabah virus corona ini, kelelawar menjadi inang.
Kemudian, mereka menginfeksi hewan lain melalui kotoran atau saliva dan perantara pun tanpa disadari menularkan virus tersebut kepada manusia.
"Kelelawar dan burung dianggap sebagai spesies reservoir untuk virus dengan potensi pandemi," ungkap ahli virus di Pusat Medis Erasmus Rotterdam Belanda, Bart Haagmans.
Dalam 45 tahun terakhir, setidaknya ada tiga pandemi lainnya (selain SARS) yang ditelusuri penyebabnya dari kelelawar.
Hewan-hewan tersebut juga merupakan sumber asli dari penyakit Ebola yang telah menewaskan 13.500 orang pada tahun 1976.
Selain itu, juga sindrom pernapasan Timur Tengah yang lebih dikenal dengan MERS.
Virus ini ditemukan di 28 negara.
Kemudian, juga virus Nipah, yang memiliki tingkat kematian sebesar 78 persen.
Ancaman kelelawar
Berdasarkan sebuah studi tahun 2017, kelelawar memiliki proporsi virus zoonosis yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mamalia lain.
Para ahli berfikir bahwa kondisi ini disebabkan oleh kemampuan kelelawar terbang melintasi jarak geografis yang luas dengan membawa penyakit tertentu.
Kelelawar menyebarkan virus melalui kotorannya.
Jika mereka menjatuhkan kotoran di buah yang akan dimakan oleh hewan, hewan pemakan pun menjadi pembawa penyakit.
"Kami mengetahui cukup banyak virus dalam cetak biru WHO yang memiliki kaitan langsung ataupun tidak langsung dengan kelelawar," kata Munster.
Maret lalu, sebuah penelitian pun memprediksi bahwa kelelawar dapat menjadi sumber wabah jenis virus corona baru di China.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Nur Rohmi Aida/Vina Fadhrotul Mukaromah)