Selebihnya, mulai dari pencetakan hingga pengemasan menggunakan tenaga manusia.
"Kalau lagi panas, biasanya produksi bisa lebih banyak. Tetapi, kalau lagi hujan seperti ini hasil produksi juga menurun. Karena, untuk mengeringkan sohun kami memanfaatkan sinar matahari," ungkap Toeng.
Pemasaran sohun itu juga tersebar di beberapa wilayah di Sumatera Selatan, yakni Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Lubuklinggau, dan Ogan Komering Ulu.
Pabrik ini juga tidak mendistribusikan mi sohun di Palembang dan Banyuasin.
Baca: Menjadi Tol Terpanjang di Indonesia, Berikut Fakta Pembangunan Tol Terpeka Sumatera Selatan
Baca: Sambil Mengangis, Zuraida Ungkap Sakit Hatinya Ke Hakim PN Medan: Dia Selalu Mengkhianati Saya
Hal tersebut dikarenakan produk mereka kalah dengan merek sohun lainnya yang sudah memiliki brand dan kualitas bagus.
Sehingga hasil produksi sohun Cap Ayam ini dikirim ke sejumlah daerah yang ada di Sumsel dengan harga yang terbilang lumayan terjangkau.
“Kalau distribusinya ke Tanjung Raja, Baturaja, Kayuagung dan Lubuklinggau. Untuk satu balnya, dijual ke pedagang seharga Rp 30 ribu."
"Nanti tinggal pedagang yang menjual lagi dengan harga mereka untuk mendapatkan untung," kata Mandor Jauharipin alias Toeng.
Menurut keterangan Kapolsek Talang Kelapa Kompol Masnoni, pabrik mi sohun tersebut kini telah disegel agar tidak melakukan aktivitas.
Selain itu, sambungnya, pemilik pabrik sohun juga akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
Saat ini, sampel dari mi sohun tersebut telah diambil oleh dinas kesehatan untuk diuji laboratorium.
"Kita tunggu rekomendasi dinas kesehatan dulu, jika ditemukan ada unsur pidana, maka akan kami proses," ujarnya.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com, Tribun Sumsel)