Sang perawat kemudian meminta izin apakah ia bisa memindahkan perabotan dari kamar Jack sehingga pasangan ini bisa bersama.
Kisah Cinta Jack dan Harriet
Jack dan Harriet Morrison kencan pertama kali pada tahun 1955.
"Mereka pergi ke restoran kecil dan tak pernah berpisah sejak hari itu," kata Sue Wagener,
Jack dan Harriet menikah enam bulan sejak kencan pertamanya.
Jack dan Harriet pertama kali bertemu di sebuah bus.
Saat itu ayah Harriet merupakan pemain drum dan terompet dalam sebuah kelompok musik. Tercatat ia sering melakukan tur ke berbagai tempat pada tahun 1940an, 50an, dan 60an.
Harriet selalu bersama dengan ayahnya, ketika pada suatu perjalanan tur, ia bertemu dengan calon suaminya, John J. Morrison Jr, yang dipanggil Jack.
Saat itu Jack berada persis di belakang sopir bus yang sedang mengantarkan grup musik ayah Harriet menuju salah satu konsernya.
Wagener menyebut bus yang ditumpangi Jack dan Harriet saat itu berada di bawah perusahaan bus milik ayah Harriet.
Jack dan Harriet menikah pada 5 Mei 1956, sekitar enam bulan sejak kencan pertama mereka.
Setelah menikah, keduanya memulai menjalankan bisnis perusahaan bus sambil membesarkan dua anak laki-laki mereka dan juga keponakannya, Wagener.
Jack memiliki tinggi badan 6 feet 8 inches, menyetir bus. Sementara Harriet, hampir satu kaki lebih pendek dan lebih kurus dari Jack.
Saat Jack menyetir bus, Harriet duduk di belakangnya, bersandar di pundaknya, kata Wagener.
Setiap pagi hari, saat Jack bangun tidur, Harriet selalu membuatkan kopi.
Jika mereka berdua berada di sebuah hotel tanpa ada persediaan kopi, Harriet pergi keluar dan membawakan Jack secangkir kopi.
Saat Harriet memasak untuk makan malam, Jack menyusulnya dan membantunya.
Terkadang ia menyelinap ke dapur untuk mengambil bumbu-bumbu masakan, sengaja untuk menggoda Harriet.
Namun, Jack selalu mengantarkan istrinya tersebut ke toko sayuran dan menunggunya di mobil.
Lebih jauh lagi, Jack juga senantiasa sabar menunggu istrinya saat berada di salon ataupun di binatu.
"Saat Harriet pergi berbelanja, Jack rela menunggunya berjam-jam" kata Wagener.
Mereka selalu bergandengan tangan dan tak pernah marah saat berada di tempat tidur.
--
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)