1. Teguh Taufik (36 th), TKP. Perumahan Ciputat Baru, Jl. Gelatik no.12 RT 07/ RW 08, Kel. Sawah, Kec. Ciputat Tangsel (tersengat listrik)
Saat ini BNPB masih terus melakukan pendataan dari berbagai sumber dan kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.
Baca: Banjir Jakarta Mulai Surut, Warga Beres-beres Rumah dan Cuci Pakaian Pakai Air Sisa Banjir
Hujan Lebat Jabodetabek Berpotensi Terjadi Sepekan Depan
Sementara itu Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa prakiraan potensi hujan lebat awal tahun di Jabodetabek masih akan berlangsung hingga tujuh hari ke depan.
Hal itu disampaikan Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabodetabek di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (2/1).
“Potensi hujan lebat 2-7 januari di jabodetabek,” kata Dwikorita, dikutip dari BNPB.go.id.
Oleh karena itu masyarakat diharap waspada terhadap potensi banjir dan longsor serta angin kencang.
Lebih lanjut prakiraan cuaca yang terjadi di Jabodetabek rata-rata diawali pada pagi hari berawan, siang hingga malam hujan.
Meskipun sudah diprediksi, cuaca dapat sewaktu-waktu berubah karena anomali cuaca.
Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir
Sejumlah badan, kementerian dan pemerintah menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Banjir Jabodetabek di Ruang Rapat Lt.15, Gedung Graha BNPB, Jakarta Timur pada Kamis (02/01/2020).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjend Doni Monardo, memimpin langsung rapat tersebut.
“Ini sebagai upaya kolaborasi dan sinergi semua pihak, bencana menjadi urusan bersama, perlu kesadaran kolektif, dibutuhkan koordinasi antarlembaga agar penanganan banjir di Jabodetabek lebih terintegrasi, “jelas Doni Monardo.
Lebih lanjut Kepala BNPB juga menyampaikan bahwa pertama pemerintah harus fokus untuk mengurus para pengungsi.
Kedua para korban yang terjadi, luka-luka termasuk mereka yang mengalami masalah dan kesulitan seperti listrik, air bersih, dan lain-lainya.
Rapat tersebut juga dihadiri dari Kementerian/Lembaga hadir Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, Kepala Bidang Informastika dan Pengendalian BPBD Prov. DKI Jakarta, M. Ridwan Ibrahim, dan Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Tri Handoko Seto.
Hadir pula Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga, Perwakilan Kementerian PUPR, Kementerian Sosial, TNI, Polri, Basarnas, LSM/NGO serta para relawan.
Baca: Tentang Zero Run Off, Strategi Atasi Banjir dan Krisis Air ala Anies Baswedan: Air Hujan Ini Rahmah
Hujan Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi hingga Februari
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG mengumumkan perkembangan prediksi cuaca terkini dan potensi bencana dalam dua pekan kedepan yang patut diwaspadai.
Dalam penjelasannya aliran udara basah dari Timur Afrika diperkirakan menuju wilayah Indonesia dan dapat mengakibatkan potensi hujan ekstrem pada tanggal 10-15 Januari.
Selanjutnya, pergerakan aliran udara basah juga masih akan berlanjut pada Januari akhir hingga pertengahan Februari 2020.