Namun saat kembali melakukan perjalanan tersebut, Hasanah mengaku tiba-tiba sudah berada di dalam air.
"Dia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang. Tahu-tahu kami sudah sudah ada di dalam air," ungkapnya.
Saat kejadian tersebut, lanjut Hasana, ia, cucunya Aisyah dan 2 temannya dari Bengkulu sedang bercanda dan tidak sedang tidur.
"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," ujar Hasanah yang duduk di nomor 4 dari belakang bus.
"Dari situ, kami berpegangan dengan batang. Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras. Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," ungkap Hasanah.
Tak hanya Hasanah, cucunya Aisyah yang masih berusia 9 tahun pun ikut berteriak minta tolong orang sekitar yang mulai berdatangan.
"Tolong, tolong. Kalau ada orang di atas, tolomg kami. Om tolong kami," katanya yang menirukan teriakan sang cucu.
Kronologi kecelakaan
Baca: 7 Fakta Kecelakaan Bus Sriwijaya Masuk Jurang: Lokasi, Evakuasi hingga Data Korban
Baca: Putra KH Hasyim Muzadi Meninggal Dalam Kecelakaan, Luka di Kepala hingga Dugaan Sopir Mengantuk
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sripoku.com pada Selasa (24/12/2019) menyebutkan, kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 23.15 WIB.
Pada pukul tersebut bus Sriwijaya mengalami kecelakaan yaitu masuk ke dalam jurang di Liku Lematang, Prahu Sipo, Dempo Selatan, Kota Pagaralam.
Kapolres Pagaralam AKBP, Dolly Gumara SIK melalui Kasat Lantas, Iptu Rizky Mozam SH MH membenarkan peristiwa kecelakaan tersebut.
Dugaan sementara kecelakaan bus Sriwijaya terjadi karena mengalami rem blong.
Dijelaskan oleh Iptu Rizky, sebelum jatuh ke jurang, Bus Sriwijaya terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang.
Hilang kendali, bus tersebut kemudian jatuh ke jurang dengan ketinggian sekitar 150 meter menuju ke aliran Sungai Lematang.
Mengenai penyebab kecelakaan, polisi menduga bus masuk ke jurang karena sopirnya mengantuk.
Selain itu, dikutip dari Kompas.com, polisi juga berencana memeriksa perusahaan pemilik bus untuk memastikan penyebab kecelakaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumsel. Kombes Supriadi
"Pihak perusahaan juga akan diperiksa, kita koordinasi dengan Polda Bengkulu, karena lokasi perusahaan di sana" jelas Kombes Supriadi.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan, Nelson Firdaus, bus Sriwijaya memang dinyatakan tak layak jalan.
Hal itu diketahui setelah Dinas Perhubungan Sumatera Selatan menelusuri hasil ramp check bus tersebut setelah kecelakaan terjadi.
"Isi ramp check-nya tidak sesuai dengan aturan, seharusnya tak beroperasi. Masih banyak permasalahan lain, bus ini memang semestinya tidak layak jalan,"kata Nelson.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, KOMPAS/Aji YK, TRIBUNSUMSEL/Weni Wahyuny, SRIPOKU/Wawan Septiawan)