Dikutip dari Kompas.com, dirinya juga tidak mengetahui tentang peristiwa penusukan tersebut.
"Tidak tahu kasus itu, Pak. Tahunya sudah ramai kami disuruh pindah," ujar Merlin kepada Kompas.com.
Warga lainnya, Raswati juga diboyong bersama suami, anak dan cucunya.
Dia juga mengaku hanya terkena imbas, dari terduga pelaku yang disebut-sebut berasal dari Kecamatan Selapan, Sumatera Selatan.
"Di sini suami kerja di TI (tambang timah inkonvensional)," ujar Raswati.
Baca: Penting! Ketahui Pertolongan Pertama yang Tepat untuk Membantu Korban Penikaman Benda Tajam
Baca: Kepala Desa Meninggal dalam Mobil, Diduga Hendak Mesum, Barang Bukti Pil hingga Celana Dalam
Awal mula
Arfan (49) dan Raffi (22) menjadi korban penusukan oleh orang tidak dikenal.
Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada Sabtu (21/12/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat itu, bapak dan anak itu hendak pulang dengan mengendarai sepeda motor.
Bapak dan anak itu bekerja membangun drainase di Desa Kebintik.
Baca: Bukan Sekadar Peringatan Kasih Sayang Anak kepada Ibu, Berikut Sejarah dan Makna Sebenarnya Hari Ibu
Baca: Pertama Kali Setelah Lebih dari 40 Tahun, Kuba Tunjuk Manuel Marrero Cruz Sebagai Perdana Menteri
Aksi penusukan bermula ketika korban dan rekannya menegur pelaku yang melaju kencang mengendarai kendaraan minibus.
Diduga pelaku tidak terima, sehingga mencegat dan menusuk korban saat pulang kerja.
Kedua korban masing-masing menderita luka tusuk di bagian perut dan punggung.
Saat ini, keduanya tengah dirawat di RSUD Deputi Hamzah, Pangkal Pinang.
Setelah insiden tersebut, ratusan warga Desa batu Belubang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung mendatangi kantor desa.
Anggota polisi berusaha menenangkan warga dan berharap warga menunggu proses hukum dari aparat berwajib.
"Saya sudah sampaikan ke Reskrim untuk segera mencari pelaku," kata Kapolres Pangkal Pinang, AKBP Iman Risdiono
Desa Batu Belubang merupakan daerah pesisir yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com)