TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebanyak 140 warga daerah Selapan, Sumatera Selatan, yang tinggal di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, diungsikan ke Mapolres Pangkal Pinang.
Proses evakuasi warga berlangsung pada Sabtu (21/12/2019) sekitar pukul 20.30 WIb.
Hal ini dilakukan menyusul terjadinya insiden penusukan bapak dan anak di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.
Dilansir oleh Kompas.com, berdasarkan keterangan Kepala Desa Batu Belubang Darsih Tri Wulandari, warga Batu Belubang meminta warga Selapan pindah pascapenusukan bapak dan anak.
"Sudah tidak boleh lagi di sini," kata Darsih kepada Kompas.com, Sabtu (21/12/2019) malam.
Evakuasi dilakukan aparat untuk meredam amarah warga Desa Batu Belubang pasca penusukan yang terjadi kepada dua warga Desa Batu Belubang.
Sedangkan pelaku penusukan diduga warga asal daerah Selapan yang tinggal di Desa Batu Belubang.
Baca: Tengku Zulkarnain Heran Kabar Simpang Siur soal Penusukan Wiranto, dan Kritik Sikap BIN atas Pelaku
Baca: Setelah Penusukan Wiranto, Tiga Menteri Jokowi Berkunjung ke Sumatera Utara dengan Kawalan Ketat
Hal tersebut diyakini warga setelah melihat rekaman CCTV saat insiden penusukan itu terjadi.
Sebelumnya juga sudah ada kesepakatan antara warga Desa Batu Belubang dengan warga Selapan.
"Memang sudah ada kesepakatan dengan warga, kalau ada warga Selapan mengganggu apalagi tadi ada penusukan, konsekuensinya ya harus meninggalkan Desa Batu Belubang," kata Kapolres Pangkal Pinang AKBP Iman Risdiono.
AKBP Iman juga mengatakan jika kesepakatan evakuasi ini berdasarkan hasli musyawarah bersama perangkat desa setempat.
Evakuasi warga Selapan yang tersebar di RT 6 dan RT 8 Desa Batu Belubang menggunakan truk Brimob.
Kepala Desa Batu Belubang Darsih T Wulandari mengatakan, kebijakan untuk mengungsikan warga Selapan dilakukan demi memenuhi permintaan warga setempat.
Baca: Kronologi Kepala Desa Sumsel Tabrak Warganya hingga Tewas Karena Alasan Batang Kayu
Baca: 12 Kali Warga Desa Ini Temukan Uang Rp 35 Juta di Jalan, Tak Berani Ambil, Malah Lakukan Hal Berikut
Sebelum perintah itu dipenuhi, massa terus berkumpul di kantor desa.
Massa juga sempat menyisir lokasi kediaman warga asal Selapan di Desa Batu Belubang yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku.
Evakuasi warga asal Selapan dilakukan oleh tim gabungan Polres Pangkalpinang, Polda Babel, TNI, dan perangkat desa setempat.
Mereka dibawa menggunakan mobil BPBD Babel dan Dalmas menuju Mapolres Pangkalpinang.
Mereka yang dievakuasi diantaranya wanita dan sejumlah anak balita.
Para warga yang dievakuasi tersebut didata dan diinapkan di aula Mapolres Pangkal Pinang dengan dikawal aparat bersenjata laras panjang.
Merlin, salah seorang warga yang juga dievakusi mengatakan jika dirinya tiba-tiba diminta keluar dari kamar kontrakan di Desa Batu Belubang.
Dikutip dari Kompas.com, dirinya juga tidak mengetahui tentang peristiwa penusukan tersebut.
"Tidak tahu kasus itu, Pak. Tahunya sudah ramai kami disuruh pindah," ujar Merlin kepada Kompas.com.
Warga lainnya, Raswati juga diboyong bersama suami, anak dan cucunya.
Dia juga mengaku hanya terkena imbas, dari terduga pelaku yang disebut-sebut berasal dari Kecamatan Selapan, Sumatera Selatan.
"Di sini suami kerja di TI (tambang timah inkonvensional)," ujar Raswati.
Baca: Penting! Ketahui Pertolongan Pertama yang Tepat untuk Membantu Korban Penikaman Benda Tajam
Baca: Kepala Desa Meninggal dalam Mobil, Diduga Hendak Mesum, Barang Bukti Pil hingga Celana Dalam
Awal mula
Arfan (49) dan Raffi (22) menjadi korban penusukan oleh orang tidak dikenal.
Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada Sabtu (21/12/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat itu, bapak dan anak itu hendak pulang dengan mengendarai sepeda motor.
Bapak dan anak itu bekerja membangun drainase di Desa Kebintik.
Baca: Bukan Sekadar Peringatan Kasih Sayang Anak kepada Ibu, Berikut Sejarah dan Makna Sebenarnya Hari Ibu
Baca: Pertama Kali Setelah Lebih dari 40 Tahun, Kuba Tunjuk Manuel Marrero Cruz Sebagai Perdana Menteri
Aksi penusukan bermula ketika korban dan rekannya menegur pelaku yang melaju kencang mengendarai kendaraan minibus.
Diduga pelaku tidak terima, sehingga mencegat dan menusuk korban saat pulang kerja.
Kedua korban masing-masing menderita luka tusuk di bagian perut dan punggung.
Saat ini, keduanya tengah dirawat di RSUD Deputi Hamzah, Pangkal Pinang.
Setelah insiden tersebut, ratusan warga Desa batu Belubang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung mendatangi kantor desa.
Anggota polisi berusaha menenangkan warga dan berharap warga menunggu proses hukum dari aparat berwajib.
"Saya sudah sampaikan ke Reskrim untuk segera mencari pelaku," kata Kapolres Pangkal Pinang, AKBP Iman Risdiono
Desa Batu Belubang merupakan daerah pesisir yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com)