Tanpa menemui hasil, sejak saat itu Rashid mengira anaknya telah wafat dalam peperangan.
Rashid kemudian memutuskan kembali ke Halabja dan melaporkan ke Pengadilan lokal di Sulaymaniya bahwa bayi laki-lakinya telah wafat pada November 1988.
Salih Ternyata Hidup dan Diadopsi di Iran
Di tempat yang lain -tanpa diketahui ibu kandungnya- Salih dilaporkan masih hidup.
Ia diadopsi oleh keluarga baru di Iran.
Nyawa Salih berhasil selamat dalam kekacauan perang berkat seorang pria, Manoshahr Ismaili, yang bekerja di rumah sakit saat kekacauan sedang terjadi.
Manoshahr melihat Salih tergeletak di rumah sakit.
Ia kemudian bergegas mengangkat Salih dan membawanya ke daerah Qom.
Bersama istrinya, Masuma Mahdipour, sang bayi bernama Salih ini pun kemudian diadopsi mereka.
Manoshahr dan Mahdipour kemudian memberi dan mendaftarkan Salih dengan nama Muhammed Emin.
Salih Tumbuh Dewasa
Seiring waktu berjalan, Salih yang memiliki nama baru, Muhammed Emin telah tumbuh dewasa.
Saat memasuki usia dewasa dan bersiap untuk menikah, Manoshahr dan Mahdipour mengatakan kejadian sebenarnya kepada Emin / Salih.
Mereka mengatakan bahwa sebenarnya mereka adalah orangtua angkat yang menemukan bayi 'tanpa nama' saat peperangan berlangsung.
Kedua orangtua angkatnya juga menyebut bahwa Emin telah berpisah dengan ibu kandungnya saat perang.
Di sinilah, Emin / Salih -yang berumur 24 tahun- termotivasi untuk mencari ibu kandungnya.
Perjalanan Panjang
Pencarian panjang, rumit, dan melelahkan pun dilakukan oleh Emin demi sang ibu dan keluarganya.
Tanpa berpikir risiko, ia melakukan perjalanan dari Teheran, Iran ke daerah Kermanshah.
Di sini Emin mengumpulkan dan melacak data tentang anak-anak yang hilang pada saat peperangan berlangsung di masa lalu.