Solusi Kurikulum Baru Menurut Kak Seto
Menurut Kak Seto, energi anak-anak muda yang sedang besar-besarnya seharusnya bisa disalurkan ke kegiatan yang positif yang tak hanya berkaitan dengan pembelajaran formal di sekolah.
Ia memberi contoh, orang tua bisa menyalurkan energi anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan lain di luar sekolah, seperti ke lembaga bimbingan belajar dan lain sebagainya.
Kak Seto pun berharap, sistem pendidikan di Indonesia bisa diubah supaya anak-anak bisa belajar dengan efektif.
Ia lantas meminta Mendikbud Nadiem Makarim menciptakan kurikulum yang sesuai dengan generasi milenial.
""Nah ini yang saya harapkan idenya Mas Menteri baru. Pokoknya gaya (kurikulum) milenial," tuturnya.
Media Sosial Berdampak Positif dan Negatif Terhadap Anak
Menurut Kak Seto media sosial menjadi salah satu sarana positif dan negatif terhadap anak.
Hal tersebut disampaikan oleh Kak Seto saat mengomentari kasus tawuran mahasiswa di Tanjung Priok
"WhatsApp kan memang menjadi media komunikasi yang efektif ya, tapi bisa untuk hal positif, bisa untuk hal negatif," kata Kak Seto di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (4/12/2019).
Lewat grup WhatsApp, anggota geng motor janjian untuk tawuran demi mencari hiburan.
Hal tersebut dianggap Kak Seto tak terlepas dari naluri anak muda.
"Mereka berada dalam ini (grup) yang sama adalah nalurinya naluri hura-hura, bermain, untuk kebersamaan. Bahwa remaja itu saling bersama memang naluri remaja di seluruh dunia, naluri remaja memang begitu," kata dia.
Kak Seto pun berharap naluri anak muda bisa disalurkan ke kegiatan yang positif.
Ia berharap baik orang tua maupun pemerintah bisa menjadi wadah penyaluran energi anak muda yang berlebihan.
"Tapi bagaimana penyaluran energi yang berlebihan dari para remaja itu. Dinamika yang penuh dengan gejolak membara ini disalurkan secara positif," ucap Kak Seto.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid) (TribunJakarta/Gerald Leonardo) (Kompas.com/Jimmy Ramadhan)