Dr. Ceri Shipton menambahkan, "Di situs penggalian kami melihat ada batu besar yang berkualitas, berada tidak jauh, di bukit kecil"
"Namun alih-alih berjalan ke bukit, mereka hanya menggunakan sembarang batu yang tergeletak di bawah bukit."ungkapnya.
Penggunaan Batu Seadanya
Penelitian Ceri Shipton menerangkan bahwa tidak pernah ada satupun aktivitas manusia yang dilakukan di atas bukit tersebut. (Bukit hasil pengamatan).
Manusia purba dilaporkan mengetahui terdapat sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan hal tersebut terletak di atas bukit.
Namun demikian mereka disebut lebih memilih sumber daya seadanya yang menurut mereka lebih mudah ditemukan.
Peneliti mengatakan, ""Mereka tampaknya berpikir: mengapa harus repot-repot?" .
Sikap tersebut diduga menjadi faktor yang membinasakan spesies manusia purba.
Berbeda dengan Homo Sapiens
Peneliti juga membuat dengan cara-cara bertahan hidup yang dilakukan oleh Homo Sapiens.
Dilaporkan bahwa Homo Sapiens 'kuno' akan mendaki gunung jauh ke atas bukit untuk menemukan batu dengan kualitas yang baik.
Homo Sapiens kuno disebut akan mengangkut batu dengan kualitas terbaik untuk dibawa pulang.
"Sampel sedimen menunjukkan lingkungan di sekitar mereka berubah, tetapi mereka melakukan hal yang sama dengan peralatan mereka," kata Dr. Shipton.
Berbeda dengan spesies yang lebih maju, Homo Erectus cenderung menggunakan alat "generik" tunggal untuk hampir semua pekerjaan.
Tidak Memiliki Rencana Masa Depan
Dalam laporan penelitiannya, juga disebutkan bahwa Homo Erectus tidak memiliki perkembangan sama sekali dalam persoalan peralatan.
Peralatan yang mereka miliki seringkali tidak pernah jauh berada dari aliran sungai tempat mereka tinggal.
"Saya pikir pada akhirnya lingkungan di sekitar menjadi terlalu kering bagi mereka," tambah Dr. Ceri Shipton.
Lebih jauh lagi, Dr Shiptin menyebut bahwa punahnya Homo Erectus disebabkan karena mereka tak mempunyai kemampuan dalam merencanakan masa depan.
"Mereka hanya merencanakan untuk beberapa jam ke depan, atau mungkin untuk hari berikutnya. Sedangkan Homo Sapiens dan Neanderthal merencanakan lebih jauh ke depan, seperti rencana migrasi musiman, " ungkapnya.
Pekerjaan penggalian para peneliti ini dilakukan pada tahun 2014 di daerah Saffaqah dekat Dawadmi, Arab Saudi.
--
(TRIBUNNEWSWIKI.COM / Dinar Fitra Maghiszha) via Deutsche Welle