TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah penelitian mengungkapkan punahnya manusia purba Homo Erectus diperkirakan disebabkan karena malas.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Homo Erectus merupakan jenis manusia purba yang diperkirakan merupakan nenek moyang manusia.
Fakta dari suatu riset penelitian mengungkapkan bahwa mereka mengalami kepunahan lantaran tidak melakukan upaya untuk berkembang maju.
Pemahaman ini bermula dari ditemukannya bebatuan yang digunakan sebagai perkakas diambil dari sekitar lingkungan mereka saja kendati banyak bebatuan dengan kualitas lebih baik di daerah lain.
Peneliti juga membandingan dengan metode bertahan hidup yang dilakukan oleh Homo Sapiens.
Penelitian yang dilakukan dengan metode penggalian arkeologi di Semenanjung Arab ini keudian dituliskan dalam jurnal riset di PLOS One yang dikutip Deutsche Welle, (11/8/2018).
Kerja riset para peneliti arkeologi di Semenanjung Arab ini menemukan informasi bagaimana Homo Erectus membuat peralatan.
Selain itu, juga dibuat suatu rumusan permasalahan dalam penelitian bagaimana Homo Erectus memanfaatkan sumber daya alam.
Strategi Minimal Usaha
Homo Erectus yang disebut merupakan nenek moyang manusia ini melakukan cara-cara bertahan hidup yang justru menyebabkan kepunahan.
Diungkapkan oleh peneliti bahwa Homo Erectus ini memakai 'Strategi Minimal Usaha' sebagai cara bertahan hidup.
Metode bertahan hidup mereka ini selanjutnya menjadi suatu permasalahan tatkala lingkungan tempat tinggal mereka mengalami perubahan.
Tidak Mengembangkan Dirinya Sendiri
Peneliti Australian National University, Dr Ceri Shipton mengungkapkan bahwa mereka diperkirakan tidak dapat mengembangkan diri mereka sendiri.
"Saya tidak mendapatkan bukti bahwa mereka adalah penjelajah yang melihat ke cakrawala. Mereka tidak memiliki rasa ingin tahu yang sama seperti yang kita miliki,” kata Dr. Shipton.
Menggunakan Perkakas Apa Saja
Ceri Shipton menambahkan bahwa proses bertahan hidup dari Homo Erectus ini dilakukan dengan menggunakan perkakas apa saja yang berada di sekitar mereka.
Ia memakai fakta yang ditemukannya bahwa metode bertahan hidup mereka dilakukan dengan menggunakan bebatuan jenis apa saja yang tergeletak di sekitar tempat tinggal mereka.
Ceri mengungkapkan kualitas batu yang digunakan berkualitas rendah dibandingkan dengan batu yang digunakan oleh manusia di peradaban setelahnya.
Dr. Ceri Shipton menambahkan, "Di situs penggalian kami melihat ada batu besar yang berkualitas, berada tidak jauh, di bukit kecil"
"Namun alih-alih berjalan ke bukit, mereka hanya menggunakan sembarang batu yang tergeletak di bawah bukit."ungkapnya.
Penggunaan Batu Seadanya
Penelitian Ceri Shipton menerangkan bahwa tidak pernah ada satupun aktivitas manusia yang dilakukan di atas bukit tersebut. (Bukit hasil pengamatan).
Manusia purba dilaporkan mengetahui terdapat sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan hal tersebut terletak di atas bukit.
Namun demikian mereka disebut lebih memilih sumber daya seadanya yang menurut mereka lebih mudah ditemukan.
Peneliti mengatakan, ""Mereka tampaknya berpikir: mengapa harus repot-repot?" .
Sikap tersebut diduga menjadi faktor yang membinasakan spesies manusia purba.
Berbeda dengan Homo Sapiens
Peneliti juga membuat dengan cara-cara bertahan hidup yang dilakukan oleh Homo Sapiens.
Dilaporkan bahwa Homo Sapiens 'kuno' akan mendaki gunung jauh ke atas bukit untuk menemukan batu dengan kualitas yang baik.
Homo Sapiens kuno disebut akan mengangkut batu dengan kualitas terbaik untuk dibawa pulang.
"Sampel sedimen menunjukkan lingkungan di sekitar mereka berubah, tetapi mereka melakukan hal yang sama dengan peralatan mereka," kata Dr. Shipton.
Berbeda dengan spesies yang lebih maju, Homo Erectus cenderung menggunakan alat "generik" tunggal untuk hampir semua pekerjaan.
Tidak Memiliki Rencana Masa Depan
Dalam laporan penelitiannya, juga disebutkan bahwa Homo Erectus tidak memiliki perkembangan sama sekali dalam persoalan peralatan.
Peralatan yang mereka miliki seringkali tidak pernah jauh berada dari aliran sungai tempat mereka tinggal.
"Saya pikir pada akhirnya lingkungan di sekitar menjadi terlalu kering bagi mereka," tambah Dr. Ceri Shipton.
Lebih jauh lagi, Dr Shiptin menyebut bahwa punahnya Homo Erectus disebabkan karena mereka tak mempunyai kemampuan dalam merencanakan masa depan.
"Mereka hanya merencanakan untuk beberapa jam ke depan, atau mungkin untuk hari berikutnya. Sedangkan Homo Sapiens dan Neanderthal merencanakan lebih jauh ke depan, seperti rencana migrasi musiman, " ungkapnya.
Pekerjaan penggalian para peneliti ini dilakukan pada tahun 2014 di daerah Saffaqah dekat Dawadmi, Arab Saudi.
--
(TRIBUNNEWSWIKI.COM / Dinar Fitra Maghiszha) via Deutsche Welle