Dari segi sampah, misalnya, diakui Nyoman selama ini Pemprov Bali sudah berusaha, namun perlu maksimal diterapkan, serta dukungan pihak lain, terutama masyarakat.
Ia mencontohkan soal gubernur Bali yang memerintahkan Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Badung utnuk menghentikan sementara pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, Bali.
Menurutnya, kebijakan tersebut bisa mendorong para pemerintah daerah setempat bertanggungjawab menyelesaikan persoalan masalah sampah dengan membuat TPA sendiri.
Di sisi lain, ia juga mendorong masyarakat untuk turut serta menangani masalah sampah.
"Masing-masing pihak harus punya kesadaran membiasakan diri memilah sampah.
"Jangan ada mindset, 'kan udah ada TPA'," katanya.
Pola pikir semacam itu akan membuat masyarakat tidak peduli dengan sampah, sehingga masalah ini disebut tidak akan selesai dengan baik.
Nyoman mengapresiasi sikap masyarakat setelah larangan plastik sekali pakai di Bali.
Menurutnya, kehadiran aturan itu kian buat masyarakat sadar, terlihat dari cara belanja yang tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai.
Sementara itu untuk kemacetan, Nyoman juga berharap agar masyarakat menggunakan transportasi massal, sehingga bisa mengurangi persoalan tersebut.
Ia juga mengingatkan, jika pariwisata ingin tetap jadi 'lokomotif', maka perlu bebenah.
Apalagi, kini persaingan kian ketat, terutama dari destinasi di Indonesia.
Bali, lanjut Nyoman, menjadi pintu masuk turis yang ingin ke beberapa daerah seperti Lombok dan Banyuwangi.
"Kompetisi bukan persoalan regional, tapi internal Indonesia," katanya.
Baca: Kasus Prostitusi Finalis Putri Pariwisata, PA Berstatus Pelajar, Polisi Periksa Besaran Transaksi
Baca: Terlihat Bergandengan Tangan di Taman Bermain, Halsey dan Evan Peters Dikabarkan Berkencan
Baca: Seteru 2 Negara Komunis: Cina Ingatkan Tak Usah Ributkan Laut Cina Selatan, Vietnam Pilih Opsi Hukum
Namun, sebagai masyarakat Bali, Nyoman mengaku tidak terlalu khawatir dari pemberitaan Fodor's Travel, karena Bali sudah menjadi destinasi dunia.
Sementara itu, dikutip dari Tribunnews.com, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Pariwisata (PHRI) Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengaku cukup prihatin dengan pemberitaan Fodor's Travel.
"Saya prihatin wacana seperti ini akan kian menjerumuskan Bali, apalagi belakangan ranking Bali tidak menjadi nomor satu di dunia," imbuhnya.
Solusi jangka pendek, PHRI Bali dan seluruh kabupaten/kota akan berkoordinasi dengan pemerintah dan stakeholder terkait.
"Saya juga rencana ketemu dengan Konjen Amerika ihwal ini, dalam waktu dekat."
"Sehingga bisa mendapatkan solusi meredam isu seperti ini,” tegasnya.