Saat itu, karena Indonesia mengakui perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Desember 1949 yang diadakan di Den Haag, Belanda, maka Indonesia dibagi menjadi 16 negara bagian.
Hingga akhirnya pemerintahan Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
Assat kemudian memangku jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia selama 9 Bulan dari tanggal 27 Desember 1949 sampai 15 Agustus 1950.
Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia kepada tangan Republik Indonesia Serikat.
Hal tersebut membuat Soekarno dan Hatta harus menjabat sebagai presiden dan wakil presiden di RIS.
Sementara pemerintahan di Republik Indonesia kosong.
Lalu Soekarno memerintahkan Assaat untuk menjadi presiden RI.
Pada masa jabatannya sebagai presiden sementara di RI, Assaat berperan penting sebagai pendiri dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang merupakan kampus pertama yang dibangun oleh negara RI.
Hal tersebut merupakan salah satu pernah penting yang pernah dilakukan oleh Assaat saat menjabat sebagai Presiden.
Assaat dikenal sebagai cendekiawan yang cerdas dan membuat Presiden Soekarno mempercayakan kepemimpinan padanya.
Namun, masa kepemimpinan Assaat hanya bertahan kurang dari satu tahun.
Setelah sukses dengan pendirian UGM, UGM pun berkembang pesat.
Assaat akhirnya kembali menyerahkan tampuk kepemimpinan itu kepada Ir. Soekarno dan Assat kembali ke jabatan semula.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid/Sripoku/Fadhila Rahma)