Perjuangan Abdul Muis, Sastrawan & Jurnalis yang Dapat Gelar Pahlawan Nasional Pertama di Indonesia

Abdul Muis adalah seorang sastrawan sekaligus jurnalis, aktivis, dan politikus. Ia diberi gelar Pahlawan Nasional yang pertama di Indonesia


zoom-inlihat foto
abdul-muis-123.jpg
Kolase foto Wikimedia Commons
Abdul Muis, tokoh Sarekat Islam pernah memimpin pemogokan buruh pegadaian, sistem pajak pemerintah Hindia Belanda hingga ia jadi pahlawan nasional untuk kali pertama


Abdul Muis dituduh sebagai otak pembunuhan karena dianggap telah menghasut rakyat.

Abdul Muis yang saat itu merupakan tokoh Sarekat Islam juga merupakan tokoh pemimpin dari serikat buruh.

Secara kolektif, Abdul Muis dan tokoh-tokoh serikat buruh lain berorasi menolak sistem tanam paksa.

Kendati tuduhan dan anggapan yang mengarah ke Abdul Muis tidak terbukti, Abdul Muis kemudian tetap ditangkap, dibawa ke pengadilan dengan dihukum penjara.

Pemogokan

Kendati menolak gagasan Komunisme, namun Abdul Muis masih percaya terhadap aksi mogok kerja.

Bagi Abdul Muis, perburuhan tidak selalu melekat pada golongan komunis.

Abdul Muis percaya bahwa aksi mogok diperlukan selama bertujuan untuk mendapatkan keadilan.

Setelah keluar dari penjara di Tolitoli pada tahun 1919, Abdul Muis memimpin mogok para pekerja pegadaian.

Abdul Muis merupakan Ketua Perserikatan Pegawai Pegadaian Boemiputera yang merupakan organisasi pendukung Sarekat Islam yang berpusat di Yogyakarta.

Abdul Muis sering mengadakan aksi pemogokan kaum buruh, seperti diterangkan oleh Robert van Niel bahwa Abdul Muis menggerakkan serikat buruh di Yogyakarta untuk kasus dipecatnya para buruh lokal / pribumi.

Kolektivitas pemogokan serikat buruh pegadaian pimpinan Abdul Muis merambah hingga daerah-daerah lain di Jawa seperti di Pekalongan, Kedu, Magelang, Semarang, Surabaya dan kota-kota lainnya.

Abdul Muis berupaya mengakhiri pemogokan tersebut dengan cara damai dengan meminta pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk komite yang bertugas menampung aspirasi.

Namun demikian, permintaan Abdul Muis ditolak dan banyak buruh-buruh yang terlibat dalam aksi mogok dipecat.

Gerakan pemogokan ini lambat laun terdengar di seluruh pelosok daerah di Hindia Belanda yang kemudian berkembang menjadi isu nasional.

Pemerintah Hindia Belanda merespon aksi pemogokan ini dengan menculik tokoh-tokoh serikat buruh dan anggota Sarekat Islam.

Begitu pula juga Abdul Muis yang ditangkap di Jawa Barat pada Februari 1922, dan kemudian dipenjara.

Setelah keluar dari penjara, Abdul Muis masih melakukan aksi-aksi bersama rakyat.

Kali ini, Abdul Muis memimpin gerakan menentang sistem pajak pemerintah Hindia Belanda.

Aksi ini direspon pemerintah Hindia Belanda dengan kembali menangkap Abdul Muis dan diasingkan di Garut, Jawa Barat.





Halaman
1234
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved