TRIBUNNEWSWIKI.COM - Nama unik kembali ditemukan.
Kali ini adalah nama seorang Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) desa Maos Lor, Maos, Cilacap, Jawa Tengah.
Sang Bhabinkamtibmas bernama Bripka Second Is Ujiandoko (38).
Dari penulisan dan pelafalan nama tersebut, keunikan sudah terlihat jelas.
Bripka Second dinamai sesuai dengan urutan kelahiran dengan lima saudaranya.
Dari nama tersebut terdapat makna jika Bripka Second adalah anak ke-dua.
Second dalam bahasa inggris berarti dua atau ke-dua.
Dilansir dari Tribun Jateng pada Minggu (10/11/2019), tak hanya Bripka Second saja yang memiliki nama unik.
Anak ke-1 dari lima bersaudara atau kakak laki-laki Bripka Second diberi nama 'One' yang berarti satu atau pertama..
Adiknya, yang berarti anak ke-3 bernama 'Trio' atau berarti tiga.
Anak ke-4 bernama 'Foures' dan anak sulung atau ke-5 bernama 'Finish'.
Baca: Viral Polisi Boncengkan Penumpang Tanpa Helm dan Berkendara Sambil Main HP: Ini Pelanggar Saya
Baca: Meski Gencar Tangkal Hoaks, Facebook Disebut Tak Kooperatif Dengan Kepolisian
Pemberian orangtua yang berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris
Bripka Second mengungkapkan jika sang Ayahlah yang menginginkan nama unik tersebut untuk anak-anaknya.
"Ayah saya adalah seorang guru bahasa Inggris. Karena mengajar bahasa Inggris, nama anak-anaknya menggunakan bahasa inggris semua," kata Bripka Second kepada Tribunjateng.com, saat ditemui di ruang kelas Kelompok Belajar Masyarakat (KBM) Widya Bhayangkara, Maos, Minggu (10/11/2019).
Diakui pula oleh Bripka Second, dirinya bersyukur mendapatkan anama yang unik.
"Ini adalah pemberian orangtua, karena itu pulalah saya juga bisa menjadi polisi sekaligus mengajar bahasa Inggris," ujar Bripka Second.
Bhabinkamtibmas yang berprestasi dan mendirikan KBM Widya Bhayangkara
Bripka Second adalah seorang Bhabinkamtibmas yang berprestasi.
Tak hanya berprofesi sebagai seorang polisi, Bripka Second merupakan seorang guru di Kelompok Belajar Masyarakat (KBM) Widya Bhayangkara.
Para siswa KBM Widya Bhayangkara kebanyakan adalah anak-anak kurang beruntung yang kebanyakan putus sekolah.
Bripka Second juga merupakan perintis pendirian KBM Widya Bhayangkara bersama dengan aparat desa Maos Lor.
Dijelaskan oleh Bripka Second, pendirian KBM Widya Bhayangkara dilatarbelakngi karena tingginya kenakalan remaja di Desa Maos Lor.
"Kala itu, saya menjumpai anak-anak sekitar 10 orang sedang mabok-mabokan.
Di antara mereka seperti anak punk, anak jalanan, dan pengangguran," ujar Second kepada Tribunjateng.com, Minggu (10/11/2019).
Melihat kondisi yang demikian, Bripka Second melakukan dialog dengan para remaja dan berencana melakukan pembinaan.
Rata-rata para remaja tersebut berusia 16-25 tahun dan berasal dari keluarga ekonomi rendah.
Karena putus sekolah, mereka tidak memiliki ijazah sehingga sulit mencari pekerjaan yang layak.
Sejak saat itulah Bripka Second bersama dengan aparat desa setempat mencari donatur untuk merintis KBM pada awal 2018 lalu.
Rupanya niat Bripka Second juga merupakan perwujudan pendidikan yang dulu pernah ditempuh.
Sebelum berstatus sebagai polisi, Bripka Second pernah mengenyam bangku kuliah dengan mengambil jurusan pendidikan.
Bripka Second juga lulusan Pondok Pesantren (Ponpes) Asrama Pelajar Islam Kesugihan (APIK) Cilacap.
Bahkan Bripka Second pernah mengajar di MA MINAT Kesugihan, Cilacap selama 4 tahun.
Latar belakang sebagai pengajar itulah yang membuatnya berempati ketika melihat banyak anak putus sekolah karena persoalan biaya.
"Anak yang putus sekolah bisa menjadi salah satu faktor kerawanan sosial dan munculnya kriminalitas," kata Bripka Second.
Bripka Second kemudian mengumpulkan anak-anak putus sekolah di lingkungan desa untuk mengikuti kelompok belajar setara dengan Paket A, B, C dan keaksaraan.
Pada saat itu Bripka Second berhasil mengumpulkan sekitar 50 orang remaja yang berminat mengikuti KBM.
Karena keterbatasan tempat, KBM menumpang pada salah satu ruangan di gedung Akademi Kebidanan (Akbid) Dulangmas, Maos.
Program KBM Widya Bhayangkara juga bekerja sama dengan Pusat Kelompok Belajar Masyarakat (PKBM) Lancar Lestari, milik UPT Pendidikan Kecamatan Kesugihan.
Pengorbanan Bripka Second untuk KBM Widya Bhayangkara
Baca: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Baca: Fungsi Kebun Raya, Tempat Penelitian hingga Sarana Pendidikan
Memiliki dua profesi sekaligus yaitu sebagai guru dan polisi, Bripka Second mengaku tidak memiliki masalah dalam membagi waktu dengan pekerjaan.
Pada saat merintis KBM, Bripka Second tidak jarang mengeluarkan biaya dari kantong pribadi.
"Prinsipnya adalah jangan sampai ada anak yang tidak sekolah. Soal biaya bisa dipikirkan nanti.
Metode bayarnya siapa saja yang mampu, kalau ada rezeki silahkan membayar seikhlasnya. Kalau tidak ada uang ya tidak apa-apa," jelasBripka Second.
Hingga saat ini total 50 siswa yang belajar di KBM Widya Bhayangkara.
Bripka Second dibantu oleh 4 orang temannya sebagai tenaga pendidik.
"Terkait dengan gaji kami tidak ada, paling hanya ada pengganti uang bensin. Itu pun juga tidak seberapa karena mereka volunteer," ujarnya.
Setiap Ramadhan, Bripka Second juga menggandeng SMK Budi Utomo Maos dan Pondok Pesantren (Ponpes) Jabal Nur Panisihan Maos untuk membuat program Pesantren Ramadhan Plus.
Second mengaku mencontoh program di Kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur, dan Hard Teaching System (HTS) milik Ponpes Al Ikhsan Beji, Kedung Banteng, Banyumas.
Satu dari siswa KBM Widya Bhayangkara, Ria Anggi Viola (18), mengaku terbantu adanya kelompok belajar yang dipelopori Bripka Second.
"Saya putus sekolah waktu SMA, sekarang ikut Paket C. Harapannya lulus dapat ijazah dan mencari pengalaman yang lebih baik lagi," kata Ria.
Berkat kerja keras Bripka Second, kenakalan remaja di Desa Maos Lor menurun.
Tak heran jika pada 2019 Bripka Second menjadi Babinkamtibmas Terbaik atau Polisi Teladan Polres Cilacap, Jawa Tengah.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)