Rekan kerja ST sesama ART yaitu Dedek Wulandari khawatir dan curiga ST tidak segera keluar dari kamar mandi.
Kecurigaan kembali memuncak ketika pintu kamar mandi diketuk, ST tidak menyahut.
Dedek kemudian bertanya kepada ST mengapa terlalu lama berada di dalam kamar mandi.
Meminta diambilkan handuk
Baca: Bayi Ini Dibeton dan Dikubur Hidup-hidup di Lereng Bukit, Polisi Buru Orangtuanya
Baca: Kesal Teringat Suaminya Selingkuh, Ibu Muda Biarkan Bayinya Tewas di Bak Mandi
Saksi lainnya yaitu Sulastri diminta tolong oleh ST untuk mengambilkan handuk.
Sulastri yang berada di depan kamar mandi langsung mengambilkan handuk sesuai permintaan ST.
Tak hanya meminta untuk diambilkan handuk, ST juga meminta pada Sulastri untuk mengambilkan pakaiannya.
ST kemudian keluar dari kamar mandi dengan mengenakan pakaian yang diberikan Sulastri.
ST langsung menuju ke lantai dua rumah majikannya dengan membawa pakaian yang sebelumnya dipakai.
Saksi membawa ST ke rumah sakit karena terlihat pucat
Para rekan ART melihat wajah ST yang pucat, memutuskan untuk membawa pelaku ke rumah sakit untuk berobat.
Ketika akan dibawa ke rumah sakit, mereka lupa membawa KTP milik ST.
Sulastri dan Dedek berinisiatif untuk mencari KTP milik ST.
Mendengar suara tangisan bayi
Ketika sedang mencari KTP, Sulastri dan Dedek kartu mendengar suara tangisan bayi.
Setelah ditelusuri rupanya terdapat bayi laki-laki di dalam mesin cuci yang berada di dalam kamar mandi.
Bayi laki-laki masih dalam kondisi hidup dalam bungkus kantong plastik dan dibalut dengan handuk.
Mengetahui hal tersebut Sulastri dan Dedek memutuskan untuk memberitahu sang pemilik rumah.
Bayi dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tidak dapat ditolong
Melihat kondisi bayi yang lemah, pemilik rumah dan dua rekan kerja ST langsung membawa bayi laki-laki tersebut ke rumah sakit.