Tetapi, bisa juga kota menggelontotkan uang memerangi ekstremisme.
"Saya tidak berpikir bahwa ada kota lain di Jerman yang mengumumkan darurat Nazi."
"Resolusi melawan ekstremis sayap kanan bagaimana pun bukan lah kelaziman," paparnya.
Aschenbach, yang mengajukan mosi darurat Nazi tersebut mengatakan bahwa langkah tersebut hanya tindakan simbolis dan tak akan punya konsekuensi hukum.
Tapi mosi itu dianggap tetap berfungsi untuk menyoroti ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh kelompok sayap kanan di Dresden.
Baca: Manchester United Masih Jeblok, Inilah Tujuh Kandidat Pengganti Pelatih Ole Gunnar Solskajer
Baca: BJ Habibie Meninggal Dunia, Ini Profil Lengkapnya: Di Jerman Jadi Direktur MBB Hamburg
Baca: Bikin Geger Warga Indonesia, Inilah Kontool, Startup Jerman yang Sedang Viral
Dresden adalah tempat gerakan Pegida (kelompok anti-Islam dan keberadaan muslim di Eropa) tumbuh.
Gerakan ini muncul pertama kali pada 2013 dan sampai saat ini demonstrasi rutin masih diadakan di kota tersebut.
Sentimen anti-imigran memuncak di negara bagian Saxony, dengan Dresden yang menjadi ibu kotanya.
"Selama bertahun-tahun, para politisi telah gagal memosisikan diri dengan jelas dan tegas terhadap ekstrimis sayap kanan dan melarang mereka," kata Aschenbach.
Dia menambahkan bahwa dia menginginkan dewan kota Dresden untuk mendukung inisiatif warga, pendidikan, dan budaya di kota tersebut.
(Tribunnewswiki.com/Haris)